logo

Sains

Peduli Kerupuk Rendah Minyak, UNY Hadirkan Health Fryer

Peduli Kerupuk Rendah Minyak, UNY Hadirkan Health Fryer
Tiga mahasiswa UNY berkreasi melahirkan alat penggorengan kerupuk minim kandungan minyak goreng bernama Health Fryer. Kehadiran kerupuk rendah kandungan minyak sangat dinantikan karena minim berdampak pada kesehatan. (EDUWARA/Humas UNY)
Setyono, Sains17 Februari, 2022 20:05 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Menjadi makanan ringan favorit bangsa Indonesia, kehadiran kerupuk rendah kandungan minyak sangat dinantikan. Tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkreasi melahirkan alat penggorengan kerupuk minim minyak goreng.

Dinamakan 'Health Fryer', alat penggoreng kerupuk ini dikreasikan oleh Novita Wulandari dari Prodi Pendidikan Fisika, Retno Widyastuti (Prodi Fisika) dan Reza Akhmad Mulyono (Prodi Teknik Manufaktur).

"Selama ini penggorengan kerupuk selalu menggunakan minyak atau deep fat frying," kata Novita, Kamis (17/2/2022).

Sistem olah ini menyebabkan minyak terserap ke kerupuk sehingga menurunkan mutu. Tidak hanya itu, konsumsi makanan yang mengandung minyak berlebihan akan mengakibatkan penyakit kolesterol, jantung koroner, dan penyakit berbahaya lainnya.

Bahkan bagi penjual, penggorengan dengan minyak membutuhkan waktu cukup lama untuk meniriskan hingga makin terkontaminasi dengan udara. Hal tersebut menyebabkan kualitas kerupuk berkurang.

Health Fryer, oleh Novita dan ketiga rekannya, digunakan untuk meningkatkan kualitas kerupuk. Menggunakan sumber panas dari gas LPG, alat ini bekerja seperti oven. Minyak masih dibutuhkan namun diletakkan di bagian paling bawah alat.

"Alat ini terdiri dari empat rak, di mana rak paling bawah adalah wadah minyak dan tiga rak di atasnya tempat menggoreng kerupuk. Metode penggorengannya menggunakan uap minyak panas yang berada di rak paling bawah," jelasnya.

Dengan dimensi panjang 55 cm, lebar 48 cm dan tinggi 62 cm, alat ini dibuat dari bahan plat galvanis dan dilengkapi termometer sebagai pengukur suhu.

Dalam pengembangan alat, tim ini bekerjasama dengan UMKM Kerupuk Sumber Barokah di Kebumen. Produksi kerupuk di daerah Kebumen tergolong masih sedikit karena kebanyakan para pedagang hanya membeli kerupuk mentah yang siap untuk dipasarkan.

"Ini merupakan peluang besar untuk usaha pengolahan kerupuk dalam memasarkan produk. Proses produksi yang dilakukan oleh mitra yaitu penggorengan sampai pemasaran," jelas Reza Akhmad Mulyono.

Reza menambahkan dalam menggunakan Health Fryer, pemakai diharuskan memasukkan minyak goreng dan memanaskannya hingga suhu 170˚C. Kerupuk lalu dimasukkan dalam tiga rak di atasnya hingga mengembang dengan baik, matang dan tiriskan.

"Dari uji coba didapatkan hasil bahwa kerupuk akan mengembang maksimal setelah 8 menit pada suhu 2200 Celcius," kata Reza.

Pemilik UMKM Sumber Barokah, Suhadi Hermawan, mengatakan alat ini bisa diimplementasikan sebagai alternatif penggorengan kerupuk yang lebih rendah kandungan minyak. Sebagai masukan, dirinya mengusulkan agar alat tersebut dibuat lebih besar agar kuantitasnya bisa maksimal.

Read Next