logo

Kampus

UMM Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru FKIP

UMM Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru FKIP
Rektor UMM Fauzan mengukuhkan Prof Baiduri, salah satu dari tiga guru besar baru di FKIP UMM, di Malang, Rabu (16/2/2022). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus16 Februari, 2022 21:20 WIB

Eduwara.com, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan tiga guru besar FKIP, yakni Prof Dwi Poedjiastutie (Bidang Pendidikan Bahasa Inggris), Prof Baiduri (Bidang Pendidikan Matematika) dan Prof Ribut Wahyu Eriyanti (Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).

Rektor UMM, Fauzan, mengatakan kehadiran tiga guru besar ini semakin menguatkan tekad UMM untuk melakukan perubahan, utamanya terkait orientasi pembelajaran yang futuristik dan peran UMM sebagai problem solver di tengah masyarakat.

"Orientasi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, baik siswa maupun mahasiswa harus berujung pada hal yang bermanfaat serta bisa diimplementasikan," katanya pada Pengukuhan Guru Besar FKIP UMM, di Malang, Rabu (16/2/2022).

Pembelajaran, kata dia, juga harus bertanggung jawab akan masalah-masalah yang dialami warga secara luas sehingga bisa lebih peka dan dapat terus ditingkatkan serta disesuaikan dengan tuntutan kemajuan zaman.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menilai guru besar layaknya tentara yang meraih pangkat jenderal, merangkak dan bersusah parah dari bawah untuk meraih cita-cita berada di puncak. Orasi-orasi yang disampaikan oleh ketiganya juga dirasa Muhadjir bisa memberikan suasana dan perspektif baru di bidangnya masing-masing.

"Saya ingin berpesan kepada para guru besar, baik yang lama maupun yang baru dikukuhkan, untuk bisa terus menanamkan hal-hal bermakna untuk Kampus Putih UMM, " katanya.

Di samping itu, kata dia, para guru besar juga harus terus berupaya menjadi teladan yang baik seperti yang dilakukan oleh para pendahulu sehingga namanya masih dikenal dan diingat oleh seluruh sivitas akademika UMM sampai sekarang.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII, Soeprapto, menilai capaian ketiga guru besar tersebut merupakan karunia yang luar biasa dari Tuhan YME.

"Kini, mereka dituntut untuk bisa menyebarkan kepakarannya hingga bisa mengalirkan manfaat yang begitu deras. Bapak dan ibu adalah manusia langka nan istimewa namun semua akan sia-sia jika bapak-ibu tidak menebarkan kebaikan dan keilmuan yang dipunya untuk manusia-manusia lainnya," ujarnya.

Anggota PP Majelis Diktilitbang Muhammadiya, Abdul Munir Mulkhan, berharap ketiganya bisa memberikan basis teori sebagai jangkar pendidikan Muhammadiyah. Perlu ada elaborasi mumpuni sehingga dapat menciptakan filsafat pendidikan Muhammadiyah yang baik. Dengan jangkar yang sudah dibangun tersebut, kita tidak akan bisa dengan mudah diombang-ambingkan oleh dunia luar. 

"KH Ahmad Dahlan pernah berpesan bahwa manusia itu harus memiliki dua sifat, yakni menjadi murid yang selalu belajar hal baru dan menjadi guru yang selalu membuka pikiran atas zaman yang baru sehingga tidak gampang terbawa arus zaman," ujarnya.

Read Next