Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO—Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo menyelenggarakan Lomba Keluwesan dan Mendongeng, Kamis (10/2/2022). Lomba yang dilaksanakan di ruang seminar Kantor Disdik Solo tersebut diadakan dalam rangka peringatan hari jadi ke-277 Kota Solo.
Menurut Ketua Panitia, Tarno, lomba tersebut bertujuan menggairahkan kembali budaya mendongeng berbahasa Jawa.
"Budaya mendongeng dengan anak atau cucu bisa menambah keakraban dalam keluarga. Apalagi peserta yang ikut diutamakan yang sudah punya anak atau cucu," kata Tarno ketika diwawancarai Eduwara.com di sela-sela acara.
Adapun lomba keluwesan, menurut Tarno, bertujuan melestarikan kebudayaan pakaian Jawa, sehingga tidak terlupakan. Kepala Bidang SD Disdik Solo itu menjelaskan peserta yang mengikuti lomba adalah jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kerja (TKPK) Disdik Solo.
Peserta lomba berjumlah 31 orang. Lomba keluwesan terbagi menjadi dua kategori yaitu putra dan putri dengan masing-masing peserta 10 orang. Sedangkan peserta lomba mendongeng 11 orang.
Pantauan Eduwara.com, konsep lomba keluwesan seperti ajang fashion show. Masing-masing peserta berjalan dengan anggun dan elegan dengan balutan busana Jawa yang serasi. Sementara itu, peserta lomba mendongeng membawakan berbagai cerita, misalnya Dumadine Kutha Sala, Timun Mas, serta Singa lan Kancil.
Salah seorang peserta lomba mendongeng, Zakaria Nur Aini mengatakan acara itu sangat bagus untuk apresiasi antarbidang.
"Selain memeriahkan hari jadi Kota Solo, lomba ini juga bagus untuk apresiasi antarbidang. Bahkan ada yang bilang kalau saya punya bakat terpendam. Padahal ya tidak, mengalir saja," tutur dia yang kerap disapa Ria itu.
Perwakilan Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) itu menambahkan, persiapan yang dia butuhkan tidak lama. Hal itu dikarenakan Bidang PAUD dan PNF masih ada acara. Dia memulai latihan kemarin sore, dilanjutkan sehabis isya dan pagi hari sebelum pelaksanaan lomba.
Ria berfikir untuk menampilkan konsep yang berbeda dengan peserta lain. Oleh karena itu, Dia memilih cerita fabel berjudul Jangkrik lan Ula. Dia juga menggunakan properti dan menyanyi lagu Jangkrik Genggong.
Di sisi lain, salah seorang peserta lomba keluwesan, Anisa Fitriani mengaku mempersiapkan diri sejak dua hari yang lalu.
"Karena saya bukan model jadinya harus belajar cara berjalan dan blocking di panggung. Waktu yang diberikan hanya tiga menit, jadi harus memaksimalkan waktu juga," jelas Anisa yang juga perwakilan Bidang Sekolah Dasar (SD) itu.
Lebih lanjut, Anisa menuturkan lomba tersebut kali pertama diselenggarakan oleh Disdik Solo. Sebelum pandemi, biasanya hanya ada penunjukkan langsung untuk tampil menggunakan baju adat di Sriwedari atau Balai Kota.
Anisa berharap lomba itu bisa diselenggarakan kembali. Cakupan peserta lebih luas, sehingga tidak hanya internal Dinas Pendidikan saja. (K. Setia Widodo)