Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Menjawab tantangan untuk memperluas akses baca, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tak hanya sekadar membuka ruang untuk mahasiswa, akademisi namun juga masyarakat.
Melalui berbagai program di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan KKN mahasiswa, Perpustakaan UMY berdedikasi untuk menjadi ‘Library Without Wall’ atau Perpustakaan Tanpa Sekat.
Kepala Perpustakaan UMY, Novy Diana Fauzie, saat peringatan Milad ke-27 Perpustakaan UMY, mengatakan pihaknya telah mencoba sebaik mungkin untuk menyediakan informasi bagi mahasiswa bahkan masyarakat di luar kampus.
“Ini sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi agar akses baca semakin meluas, juga kebutuhan informasi yang semakin berkembang. Kegiatan mengolah serta menganalisis informasi agar tidak terjebak hoax dan disinformasi,” kata Novy Diana Fauzie dilansir pada Selasa (18/6/2024).
Seiring perkembangan era, kata Novy, perpustakaan terus beradaptasi mengikuti perkembangan kebutuhan informasi, melalui buku maupun informasi digital. Ia menegaskan posisi perpustakaan sebagai kontributor bagi masyarakat inklusif untuk menyebarkan informasi secara merata.
“Kami terus menggelar pelatihan literasi informasi rutin. Sebagai bagian dari literasi, kami ingin meningkatkan budaya literasi, baik di lingkup kampus maupun di masyarakat luas. Pemaknaan literasi sudah semakin meluas dan tidak hanya terbatas pada kegiatan baca dan tulis,” paparnya.
Akses Pustaka
Sebagai upaya memperluas semangat literasi, lanjut Novy, Perpustakaan UMY menyediakan akses pustaka berupa buku, jurnal, database, dan software melalui website sehingga seluruh civitas academica dan masyarakat umum dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan hanya melalui satu pintu.
Bekerja sama dengan LazisMu UMY, Perpustakaan UMY juga menyediakan perpustakaan keliling sebagai sarana pengembangan literasi anak di beberapa sekolah dasar (SD).
“UMY memiliki komitmen untuk menjadikan perpustakaannya sebagai ‘Library without Wall’,” ucap Novi.
Sedangkan untuk memperingati Milad ke-27 Perpustakaan UMY mengadakan talkshow bertajuk ‘Literasi dan Generasi Z’ yang membahas fenomena literasi yang anomaly, terutama di kalangan remaja. Pembicara talkshow adalah penulis buku Agus Mulyadi.
“Tingkat literasi ditentukan banyak faktor, salah satunya aksesibilitas terhadap buku dan sarana literasi,” kata Agus.
Agus kurang percaya jika banyak survei menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia itu kecil, bahkan hanya satu berbanding seribu. Jika benar begitu, hanya sekitar 200.000 orang dari seluruh penduduk Indonesia yang gemar membaca. Padahal ada banyak buku dan novel yang terjual hingga lebih dari ratusan ribu eksemplar.
“Stigma terkait rendahnya tingkat literasi kemungkinan terbentuk karena kurangnya daya jangkau masyarakat terhadap karya literasi seperti buku bahkan komik,” ujarnya.
Agus mengingatkan perlunya membaca banyak buku. Kebutuhan akan sarana literasi menjadi salah satu faktor penentu tingginya tingkat literasi masyarakat.