logo

EduBocil

PIK POTADS Gelar Khitan Massal untuk Anak Penyandang Disabilitas

PIK POTADS Gelar Khitan Massal untuk Anak Penyandang Disabilitas
Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (PIK POTADS) Jawa Tengah menyelenggarakan Khitanan Massal Untuk Anak Penyandang Disabilitas. Untuk Kota Solo, penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan di Klinik Solo Khitan Center, Minggu (4/12/2022). Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. (EDUWARA/Dok. PIK POTADS Jateng)
Redaksi, EduBocil08 Desember, 2022 05:28 WIB

Eduwara.com, SOLO – Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (PIK POTADS) Jawa Tengah menyelenggarakan Khitanan Massal Untuk Anak Penyandang Disabilitas, Sabtu (3/12/2022). Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional.

Penanggungjawab Acara, Lulu Haryati mengatakan pelaksanaan khitanan dilakukan secara serentak di tiga kota yaitu Semarang, Magelang, dan Solo.

“Ini adalah kegiatan dari pusat yang diselenggarakan secara serentak di 34 klinik seluruh Indonesia. Di Jawa Tengah diadakan di tiga kota, yaitu Semarang, Magelang, dan Solo. Namun untuk Kota Solo diselenggarakan Minggu (4/12/2022) di Klinik Solo Khitan Center, Kadipiro, Banjarsari, Solo,” kata Lulu Haryati kepada Eduwara.com, Senin (5/12/2022), melalui telepon Whatsapp.

Lulu melanjutkan, pelaksanaan khitan di Kota Solo diikuti 14 anak. Namun pada akhirnya hanya 13 anak yang mengikuti pelaksanaan hingga akhir. Respon peserta sangat antusias terlebih lagi para orang tua mengingat pelaksanaan khitan tidak dipungut biaya malahan peserta diberi hadiah. Walaupun perlu penanganan lebih, tetapi semua anak berhasil dikhitan.

Dalam kegiatan itu, PIK POTADS bekerja sama dengan Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI) pusat.

“Jadi kami berkolabirasi dengan ASDOKI pusat. Sehingga POTADS menyediakan peserta, sedangkan ADOSKI menyediakan tenaga ahlinya,” tambah dia.

Momentum Kesadaran

Terkait dengan Hari Disabilitas Internasional, Lulu mengatakan peringatan itu menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk aware dengan anak-anak maupun penyandang disabilitas. Pihaknya secara terus menerus sudah berusaha menyosialisasikan bahwa penyandang disabilitas maupun anak-anak yang memiliki disabilitas khusus mempunyai hak yang sama.

“Mereka memiliki hak yang sama seperti halnya anak-anak yang lain. Artinya, kita semua harus memiliki kepedulian dan perhatian kepada anak-anak penyandang disabilitas,” tegas dia.

Seiring dengan berjalannya teknologi dan perkembangan media sosial, lanjut dia, masyarakat bisa lebih sadar dan mengetahui mengenai disabilitas, down syndrome, maupun disabilitas-disabilitas lainnya. Sehingga masyarakat lebih mengenal dan timbul kesadaran bahwa penyandang disabilitas juga punya hak yang sama dalam bermasyarakat.

Untuk pemerintah, sambung dua, pihaknya berharap untuk mempermudah akses bagi penyandang disabilitas, baik akses umum apalagi pendidikan. Selama ini mungkin sudah banyak disokong dengan sekolah inklusi, namun menurut dia, sekolah inklusi negeri belum begitu maksimal dalam peranannya.

“Jadi ke depan dengan media sosial yang sudah begitu memasyarakatkan penyandang disabilitas, harapannya seluruh masyarakat dan pemerintah menjadi support system bagi kami para orang tua anak difabel untuk memberikan fasilitas pendidikan dengan label inklusi yang maksimal,” pungkas dia. (K. Setia Widodo)

Read Next