logo

Vokasi

Politeknik ATK Yogyakarta Mantapkan Langkah Menuju Keunggulan Global

Politeknik ATK Yogyakarta Mantapkan Langkah Menuju Keunggulan Global
Kepala BPSDMI Kemenperin, Doddy Rahadi, melakukan kunjungan ke Politeknik ATK Yogyakarta, Selasa (9/12/2025). Pada kesempatan tersebut, Doddy menekankan posisi strategis Politeknik ATK Yogyakarta sebagai satu-satunya institusi pendidikan teknologi kulit dan alas kaki di Asia Tenggara. (EDUWARA/Dok. Politeknik ATK Yogyakarta)
Setyono, Vokasi10 Desember, 2025 01:20 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Politeknik Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta menegaskan komitmennya menjadi penyelenggara pendidikan tinggi vokasi industri yang unggul di tingkat global pada tahun 2030. Fokus utama institusi ini mencakup sektor kulit, produk kulit, alas kaki, karet, dan plastik.

Komitmen ini diwujudkan melalui pengembangan kurikulum, fasilitas, dan model pembelajaran komprehensif yang dirancang khusus untuk menjawab dinamika dan tantangan industri terkini.

"Kami fokus mencetak tenaga ahli yang siap kerja, adaptif terhadap teknologi, dan mampu menjadi motor penggerak industri hilir," ungkap Direktur Politeknik ATK Yogyakarta, Sonny Taufan, usai menyambut kunjungan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Doddy Rahadi, Selasa (9/12/2025).

Sonny menambahkan bahwa arah pembangunan pendidikan vokasi di Politeknik ATK Yogyakarta selaras dengan kebijakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam memperkuat daya saing industri nasional.

Politeknik ATK Yogyakarta mengadopsi model pendidikan dual system yang efektif, yaitu empat semester pembelajaran intensif di kampus dan dua semester pengalaman langsung di industri melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pendekatan ini memastikan mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam proses produksi dan paparan terhadap teknologi terkini.

"Dunia industri menginginkan tenaga kerja yang siap operasional dan memiliki mindset teknologis. Skema ini menjawab kebutuhan tersebut," jelasnya.

Signifikan

Penguatan pendidikan didukung oleh fasilitas berstandar industri, termasuk laboratorium kimia, mikrobiologi, polimer, pengujian fisis, desain, pengolahan limbah, hingga showcase Industri 4.0. Institusi ini juga mengoperasikan Satelit PIDI 4.0, menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pemeriksaan kualitas kulit bagi mahasiswa dan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM).

Keberhasilan strategi ini tercermin dari tingkat serapan lulusan yang mencapai 80,92 persen hingga akhir November 2025. Angka ini menunjukkan kepercayaan tinggi dari industri terhadap kualitas talenta vokasi yang dihasilkan.

Minat terhadap pendidikan di Politeknik ATK juga meningkat signifikan, terlihat dari kenaikan jumlah mahasiswa baru dari 149 pada 2024 menjadi 265 pada 2025. Institusi ini juga aktif menjalin kerja sama internasional, termasuk program magang ke Tiongkok.

Di bidang riset, fokus diarahkan pada pengembangan penyamakan ramah lingkungan dan material sol berkelanjutan, mendukung visi industri hijau.

Sebagai bentuk kontribusi sosial, Politeknik ATK Yogyakarta didapuk menjadi desainer sepatu untuk program ‘Sekolah Rakyat’ yang digagas Kementerian Sosial. Program ini bertujuan menyediakan perlengkapan sekolah yang terjangkau bagi siswa dari keluarga rentan.

"Ini merupakan bentuk kontribusi nyata kami dalam mendukung program sosial pemerintah, sekaligus memberi pengalaman riil bagi mahasiswa dan dosen dalam merancang produk yang relevan dengan kebutuhan pasar," ujarnya.

Saat ini, desain sepatu tersebut telah memasuki tahap produksi massal oleh mitra industri di Surabaya, memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dan industri sepatu nasional.

Kepala BPSDMI, Doddy Rahadi, menekankan posisi strategis Politeknik ATK Yogyakarta sebagai satu-satunya institusi pendidikan teknologi kulit dan alas kaki di Asia Tenggara.

"Politeknik ATK Yogyakarta harus menjadi center of excellence, dan juga menjadi rujukan industri dalam proses penyamakan kulit, desain alas kaki dan produk kulit, hingga desain produk turunan," katanya.

BPSDMI, lanjut Doddy, fokus mengembangkan SDM industri kompeten melalui pengelolaan 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 7 balai diklat industri, dan 9 SMK di berbagai wilayah Indonesia.

Read Next