logo

EduBocil

PTM 100 persen SD di Solo Tunggu Vaksinasi Siswa Rampung

PTM 100 persen SD di Solo Tunggu Vaksinasi Siswa Rampung
Kasi Kurikulum Bidang SD Dinas Pendidikan Solo, Priyono saat ditemui Eduwara di kantornya, Jumat (13/1/2022) . (EDUWARA/M. Diky Praditia)
M. Diky Praditia, EduBocil14 Januari, 2022 19:07 WIB

Eduwara.com, SOLO -- Pembelajan Tatap Muka (PTM) 100 persen tingkat SD di Solo direncanakan akan dilaksanakan Februari 2022. Pemerintah Kota Solo menunggu program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia 6-11 tahun selesai 100 persen.

Kasi Kurikulum Bidang SD Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Priyono menyampaikan secara prinsip, pemerintah tidak menunda PTM 100 persen untuk jenjang SD. Selama sekolah bisa menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, PTM 100 persen bisa dilaksanakan.

"Sudah ada beberapa sekolah yang menjalankan PTM 100 persen. Namun jika diimbangi  dengan capaian vaksinasi siswa, minimal 80 persen itu jauh lebih baik. Sehingga sudah sesuai dengan instruksi pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang PTM 100 persen itu," ucap Priyono saat ditemui Eduwara.com di sela-sela kesibukannya, Jumat (13/1/2022).

Priyono mengingatkan, yang dimaksud dengan PTM 100 persen bukan berarti kegiatan pembelajaran di sekolah dilakukan seperti sebelum pandemic, melainkan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak.

Sekolah tetap harus berupaya semaksimal mungkin agar warga sekolah, terutama siswa tidak melanggar prokes. Disdik Solo sudah mengimbau kepada seluruh sekolah, jika keadaan ruang kelas tidak memungkinkan siswa masuk secara bersamaan maka solusinya dengan membagi jam pelajaran siswa menjadi separuh-separuh.

"Kami menyarankan, kelas yang jumlah siswanya 28 anak, sedangkan ruang kelasnya relatif kecil, maka masuknya dibagi dua shift tetapi tetap di hari yang sama," kata dia.

Lanjut Priyono, PTM 100 persen dilakukan maksimal enam jam pelajaran setiap hari. Satu jam pelajaran durasinya 30 sampai 35 menit. Sekolah melaksanakan PTM kurang lebih mulai pukul 07.00 sampai pukul 10.30.

"Jadi kalau menggunakan sistem shift teknisnya begini, misalnya anak dengan nomor absen 1-14 masuk pukul 07.00 dan selesai pukul 08.30. Sedangkan anak dengan nomor 15-28 masuk pukul 09.00 sampai pukul 10.30. Ada jeda 30 menit untuk istirahat. Dengan begitu sekolah masih bisa menerapkan prokes dengan benar," ujarnya.

Ketika siswa masuk kelas, jendela dan pintu kelas harus dibuka. Hal itu agar sirkulasi udara lancar dan meminimalkan penularan virus.

"Kalau perlu dan memungkinkan, pembelajaran bisa dilakukan di luar kelas. Jadi lebih bisa menerapkan prokes," ungkap dia.

Priyono menambahkan, selama sarana dan prasarana sekolah sudah siap melaksanakan PTM 100 persen, pemerintah akan mengizinkan. Selain itu, harus ada izin dari orang tua siswa. 

"Sejauh ini sih tidak ada penolakan dari orang tua. Mereka malah mendukung. Anaknya sudah lama nggak berangkat ke sekolah masa iya mau menolak," tutup Priyono.

Read Next