logo

Vokasi

Pegang Status SMK Pusat Keunggulan, SMKN 1 Batam Dapat Dampak Positif

Pegang Status SMK Pusat Keunggulan, SMKN 1 Batam Dapat Dampak Positif
Kepala SMK Negeri 1 Batam Lea Lindrawijaya Suroso (Eduwara/Bhakti)
Bhakti Hariani, Vokasi14 Januari, 2022 15:56 WIB

Eduwara.com, BATAM – Pengelola Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Batam menilai statusnya sebagai SMK Pusat Keunggulan telah membawa dampak positif bagu kegiatan belajar mengajar yang diterapkan.

Kepala SMK Negeri 1 Batam Lea Lindrawijaya Suroso menuturkan, sebagai penerima manfaaat SMK Pusat Keunggulan, SMKN 1 Batam merasa mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk pengembangan SMKN 1 Batam.

“Kalau dulu kami berjuang sendiri, sekarang semua serba didukung, sekarang semua mata memandang ke SMK. Sebelum jadi SMK PK, kami juga telah menjadi SMK Centre of Excellence di tahun 2020. Menjadi SMK PK jelas bermanfaat untuk penguatan program sekolah,” ujar Lea dalam webinar yang digelar Dirjen Vokasi Kemendikbudristek via kanal YouTube, Kamis (14/1/2022). 

Lebih lanjut diungkap Lea, SMKN 1 Batam telah melalui proses seleksi sebelum akhirnya menjadi SMK PK di 2021. Dikatakan Lea, sekolahnya diarahkan ke jurusan Pengelasan sebagai Program Keunggulan. 

Dalam perjalanannya, kata Lea, SMKN 1 Batam malah mampu mengarahkan satu anggaran untuk dua Program Keunggulan yakni Konstruksi dan Pengelasan.  “Pada 2021 ini kami mendaftar lagi dan lulus serta mendapat program lanjutan untuk nonfisik. Manfaatnya jelas terasa untuk penguatan program sekolah,” papar Lea.

Dengan didapuknya SMKN 1 Batam menjadi SMK PK diakui Lea memiliki pengaruh dalam pembentukan SDM unggul di sekolah. “Ini jelas sangat berpengaruh untuk pembentukan SDM unggul,” kata Lea.

Lea menambahkan, sejak ada instruksi dari presiden untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan vokasi dan industri, dukungan kini mengalir semakin deras.

“Saat ini respon dari sektor industri dirasakan lebih kuat. Respon dari stakeholder juga sangat baik. Kelas industri banyak terbangun dan kerja sama juga meningkat. Adanya transfer knowledge ini berdampak pada perubahan performa para guru dan siswa,” tutur Lea.

Meski demikian, masih terdapat hambatan dalam hal teaching factory. “Harus kami akui untuk teaching factory, kami belum sesuai ekspektasi. Tapi kami tidak putus asa dan ini terus menstimulasi kami. Tentu kami terus berupaya untuk mewujudkan program-program ini,” ungkap Lea.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh SMKN 1 Batam. 

Diungkap Wikan, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pada 2021, jumlah sekolah yang telah melakukan penerapan model pembelajaran teaching factory ini terus bertambah menjadi sebesar 52 persen atau sebanyak 447 sekolah. Adapun, pada 2020 sekolah yang sudah menerapkan teaching factory baru sebesar 45 persen atau sebanyak 385 sekolah. 

“Ini merupakan trend yang baik karena ini spesial dan sekaligus mampu menuntaskan problem yang ada pada link and match. Kedepannya tentunya teaching factory ini makin harus kita perbanyak,” tutur Wikan. 

Read Next