logo

Sekolah Kita

PTM 100 Persen, SMAN 2 Solo Terapkan Prokes Ketat

PTM 100 Persen, SMAN 2 Solo Terapkan Prokes Ketat
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengunjungi beberapa sekolah saat melakukan kunjungan kerja di Kota Yogyakarta, Rabu (15/09/2021). Selain meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, di setiap sekolah yang dikunjungi Mendikbudristek selalu mendorong warga sekolah untuk mematuhi protokol kesehatan guna memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan aman. (EDUWARA/PAUDdikdasmen)
M. Diky Praditia, Sekolah Kita13 Januari, 2022 01:28 WIB

Eduwara.com, SOLO -- SMAN 2 Solo menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat saat pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, yang dimulai Senin (10/1/2022). Sekolah berupaya keras PTM tetap terlaksana tanpa mengabaikan prokes.

Satgas Covid-19 SMAN 2 Solo, Untung Daryanto menjelaskan sekolah telah membuat dan menata standar operasional prosedur (SOP) untuk PTM 100 persen. Pihaknya sudah mensosialisasikan SOP tersebut kepada orang tua siswa dan siswa pada Sabtu (8/1/2022) pukul 09.00 WIB.

"Mulai dari berangkat sekolah, perjalanan menuju sekolah, kegiatan pembelajaran, sampai dengan pulang sekolah sudah diatur dan tertata sedemikian rupa agar warga sekolah tetap taat prokes," ungkap Untung kepada Eduwara.com di SMAN 2 Solo.

Untung melanjutkan, ketika siswa hendak berangkat sekolah, orang tua harus mengecek anaknya dalam kondisi yang benar-benar sehat, tidak boleh ada gejala batuk, pilek, dan suhu tubuh tinggi, serta mengalami anosmia.

Apabila siswa mengalami salah satu dari gejala tersebut, orang tua perlu membuat surat izin anaknya untuk tidak masuk sekolah. Kemudian orang tua siswa memfoto surat izin tersebut untuk dikirimkan kepada wali kelas.

"Orang tua juga wajib memastikan anaknya sarapan dengan gizi yang seimbang. Selain itu, juga menyediakan cadangan masker dan membawa handsanitizer ," kata dia.

Saat siswa dalam perjalanan menuju sekolah, mereka diimbau agar tetap menjaga jarak minimal 1,5 meter jika menggunakan angkutan umum yang disediakan pemerintah Kota Solo, yaitu Batik Solo Trans (BST).

Ketika siswa sampai di sekolah, lanjut Untung, telah disediakan tiga jalur, yaitu jalur kanan, tengah, dan kiri. Bagi siswa yang mengendarai kendaraan pribadi, mereka masuk melalui jalur kanan atau kiri. Sedangkan siswa yang berjalan kaki, menggunakan jalur tengah sehingga mereka tetap berjarak.

Sampai di depan sekolah, siswa dicek suhu tubuhnya. Jika terdapat siswa bersuhu tubuh 37,2 celcius, maka siswa tersebut diisolasi di ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS). Apabila dalam jangka beberapa waktu suhu tubuh siswa tidak kunjung turun, sekolah memberi surat keterangan pulang agar melakukan cek kesehatan.

"Sebelum masuk kelas, siswa diharuskan untuk mencuci tangan menggunakan sabun yang telah disediakan," jelas Untung.

Tempat duduk siswa juga telah diatur agar tetap berjarak. Tempat duduk ditata secara menyilang seperti tempat duduk anak TK. Sehingga siswa tidak berhadap-hadapan secara langsung.

Tidak Diperbolehkan Nongkrong

Adapun prosedur ketika siswa pulang, tiap jenjang kelas pulang secara bergantian. Waktu pulang kelas X pukul 10.15 WIB, kelas XI pukul 10.30 WIB, dan kelas XII pukul 10.45. Hal itu bertujuan agar tidak menimbulkan kerumunan ketika siswa pulang sekolah. 

"Sembari menunggu giliran pulang, siswa kelas X dan XI diisi dengan pengayaan dan pemantapan materi," terang dia.

Saat siswa keluar dari ruang kelas untuk pulang, siswa harus dicek kembali suhu tubuhnya menggunakan thermogun. Guru yang mengajar pada jam terakhir bertanggung jawab untuk mengecek suhu tubuh siswa.

"Saat jam terakhir, Satgas Covid-19 membagi thermogun ke setiap kelas. Pertama kelas X, lalu kelas XI, terkahir kelas XII," ujar Untung yang sekaligus guru itu.

Terakhir, kata untung, sekolah mengimbau kepada siswa agar ketika PTM berakhir segera pulang ke rumah masing-masing. Mereka tidak diperbolehkan nongkrong di tempat-tempat tertentu dan menciptakan kerumunan. 

Di sisi lain, Kepala Sekolah SMAN 2 Solo, Maryadi mengaku senang dengan kebijakan pemerintah mengizinkan sekolah melaksanakan PTM 100 persen. Menurutnya, ketika siswa belajar secara daring di rumah, nilai pembelajaran menjadi kurang.

"Dengan PTM 100 persen, guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan lancar. Dengan begitu, materi yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa. Guru juga lebih mudah mengajari pendidikan karakter," imbuh kepala sekolah tersebut.

Read Next