logo

EduBocil

Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak Indonesia

Sarapan Belum Jadi Kebiasaan Anak Indonesia
Ilustrasi (https://ugm.ac.id/)
Redaksi, EduBocil19 Februari, 2022 21:50 WIB

Eduwara.com, YOGYA – Sarapan masih belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Bahkan di kalangan anak-anak, hampir separuh anak di Indonesia belum menjadikan sarapan sebagai suatu kebiasaan. 

“Alasan yang dikemukakan anak-anak itu cukup beragam, seperti tergesa-gesa berangkat ke sekolah atau tidak sempat sarapan karena sang ibu tidak sempat menyiapkan sarapan, terburu-buru berangkat kerja,” kata ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM, Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, seperti dilansir dalam laman resmi UGM, Sabtu (19/2/2022).

Mengutip Data Survei Diet Total (SDT) Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI tahun 2020, Mirza memaparkan bahwa dari 25.000 anak usia 6-12 tahun di 34 provinsi terdapat 47,7 persen anak belum memenuhi kebutuhan energi minimal saat sarapan. Bahkan, 66,8 persen anak sarapan dengan kualitas gizi rendah atau belum terpenuhi kebutuhan gizinya terutama asupan vitamin dan mineral.

Padahal, menurut Mirza, anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral. Sementara itu, kebutuhan kalori saat sarapan tidaklah besar, hanya sekitar 300 kalori. 

“Sebagian besar anak Indonesia gagal memenuhi kebutuhan kalori saat sarapan karena asupan gizi yang tidak seimbang,” paparnya.

Mirza menambahkan, apabila kebutuhan kalori saat sarapan tidak terpenuhi maka akan berdampak pada fungsi otak dalam menerima pelajaran di sekolah. 

“Anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan akan kurang bisa berkonsentrasi saat belajar arena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, juga akan memengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak,” katanya.

Oleh sebab itu, Mirza menekankan edukasi sarapan menjadi penting. Penyediaan sarapan bagi anak ini harus dilakukan dengan menganut gizi seimbang.

“Pilih yang mudah disiapkan, namun tetap memenuhi prinsip gizi seimbang. Contoh menu sederhana seperti nasi atau roti ditambah telor, buah dan susu ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori,” terangnya.

Read Next