logo

Bisnis

Setelah di Bantul, UMY Kembangkan Desa Wisata Sleman

Setelah di Bantul, UMY Kembangkan Desa Wisata Sleman
Melalui pelatihan pada anggota Pokdarwis Desa Banyurejo, UMY kembali ditantang mengembangkan ekonomi masyarakat pedesaan lewat bidang pariwisata. (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Bisnis11 November, 2022 01:51 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dinilai berhasil mengembangkan Desa Wisata Potorono, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali ditantang mengembangkan desa wisata lainnya di Sleman.

Melalui tim tim Matching Fund UMY yang dipimpin Sakir Ridho Wijaya, mereka akan fokus mengembangkan desa wisata yang terintegrasi dengan baik di Desa Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman.

"Di tahap-tahap awal ini kita akan memfokuskan pada pelatihan dan peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Merekalah inilah yang nantinya menjadi landasan bagi desa wisata yang kreatif melalui pengembangan sumber dayanya," kata Sakir, Kamis (10/11/2022).

Berlangsung selama sehari, pelatihan bertujuan memperkuat tata kelola kelembagaan Pokdarwis sebagai salah satu program dari tim Matching Fund UMY dalam membentuk Creative Tourism Village yang terintegrasi.

Matching Fund merupakan sebuah program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bentuk dukungan dalam membentuk kolaborasi antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri.

Pada tahun ini, UMY menjadi salah satu perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan bantuan pendanaan melalui program pengintegrasian potensi wisata di desa.

"Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya yang sudah didiskusikan setelah pembentukan Pokdarwis bernama Pokdarwis Banyuaji," terang Sakir yang merupakan dosen Ilmu Pemerintahan UMY.

Ke depan, desa Banyurejo diharapkan mampu memiliki wisata desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pelatihan ini, pemateri dari Bumdes.id, Rudy Suryanto berjanji akan membantu melalui platform yang memiliki fokus untuk membantu mengelola Badan Usaha Milik Desa.

"Penguatan kapasitas Pokdarwis dalam membangun desa wisata kreatif haruslah berfokus bagaimana memasarkan suatu produk atau jasa. Ini bukan masalah produk, tapi bagaimana cara kita menjual produk," jelas Rudy.

Dirinya lantas mencontohkan bagaimana skema itu bisa dimulai dari proses produksi, misal produk yang dijual adalah hasil olahan pertanian, maka tentukan siapa yang menanam, siapa yang mengemas dan siapa yang menjual produk.

Pemateri lainnya adalah Koordinator Bidang Pemasaran Pokdarwis Nglanggeran Heru Purwanto dan dosen Teknik Sipil UMY Nursetiawan.

Read Next