logo

Sekolah Kita

SMP Muhi Yogyakarta Ditetapkan Sebagai Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna

SMP Muhi Yogyakarta Ditetapkan Sebagai Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna
Sejumlah siswa SMP Muhi Yogyakarta beraktivitas di Pojok Kependudukan yang menjadi bagian dari program SSK. SMP Muhi menjadi sekolah percontohan SSK bagi DIY. (SMP Muhi)
Setyono, Sekolah Kita31 Mei, 2022 12:26 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Usai bekerja keras selama enam bulan lebih pada 2021, para guru SMP Muhammadiyah I (Muhi) Yogyakarta berbangga hati karena sekolahnya ditetapkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKN) menjadi ‘Sekolah Siaga Kependudukan’ (SSK) Paripurna.

"Penetapan ini pada Februari kemarin. Jadi kami satu-satunya sekolah yang berstatus SSK Paripurna yang pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Ketua Pojok Kependudukan SMP Muhi Yogyakarta Wahyu Syamrohani, Selasa (31/5/2022) kepada Eduwara.com.

Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (PKKBPK) ke dalam beberapa mata pelajaran. SSK merupakan upaya memberikan wawasan kepada peserta didik agar mengetahui permasalahan kependudukan di sekitar lingkungan mereka.

Wahyu menceritakan awal sekolahnya ditunjuk menjadi SSK berawal dari permintaan BKKBN DIY yang meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk mengirimkan sekolah yang siap menerapkan SSK.

Mewakili Kecamatan Ngampilan, SMP Muhi Yogyakarta maju bersama dengan empat sekolah yang berasal dari empat kecamatan berbeda.

"Melalui program ini, BKKBN mensyaratkan materi tentang kependudukan, pencegahan pernikahan dini, kesehatan reproduksi, dan perilaku hidup sehat diintergrasikan kedalam mata pelajaran (mapel). Dari 16 Mapel, tujuh pelajaran telah terintegrasi," jelas guru Matematika ini.

Menggunakan berbagai materi yang didapatkan dari pelatihan dan diklat serta buku-buku dari BKKBN. SMP Muhi juga mendapatkan bantuan dari Kecamatan maupun Puskesmas untuk mempermudah penyampaian materi kepada para siswa. "Program ini sesuai dengan visi dan misi kependidikan kami. Kami tidak ingin para siswa putus sekolah karena masalah pernikahan dini atau perilaku tidak sehat," lanjutnya.

Dibantu dengan psikolog baik dari akademisi maupun Puskesmas, pendidikan mengenai berbagai hal khususnya pernikahan dini, kesehatan reproduksi, dan perilaku hidup sehat disampaikan langsung kepada para siswa. Dari sini, guru kemudian mengingatkan siswa tentang berbagai pemahaman yang didapatkan untuk diterapkan dalam perilaku dan sebagai bekal kehidupan.

Sebagai bentuk dukungan nyata pada program SSK, SMP Muhi Yogyakarta juga telah menyiapakn 'Pojok Kependudukan' yang berfungsi sebagai laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal tentang kependudukan.

Pojok Kependudukan adalah salah satu wujud komitmen SMP Muhammadiyah 1 untuk menjadi SSK yang sesungguhnya. Ruang khusus ini berisikan informasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam bentuk gambar, grafik, peta dan ornamen-ornamen tentang kependudukan baik berwujud hardcopy maupun softcopy.

Pojok Kependudukan menjadi salah satu sumber belajar peserta didik, agar peserta didik dapat memahami isu kependudukan sekaligus sebagai upaya pembentukan generasi berencana. Pojok Kependudukan juga bermanfaat bagi guru agar mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.

"Tantangannya adalah terus megingatkan anak untuk peduli dengan perilaku maupun pergaulan. Saat ini banyak anak-anak usia SMP banyak yang nikah muda dan putus sekolah. Dengan status ini, SMP Muhi Yogyakarta muhi menjadi sekolah pecontohan bagi sekolah yang berstatus SSK di DIY," jelasnya.

Read Next