logo

EduBocil

Soal Spirit Doll, KPAI: Masih Banyak Anak Terlantar di Negeri Ini

Soal Spirit Doll, KPAI: Masih Banyak Anak Terlantar di Negeri Ini
Ilustrasi Boneka Arwah ((NU Online))
Bhakti Hariani, EduBocil10 Januari, 2022 17:05 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti fenomena boneka arwah atau spirit doll yang belakangan marak dimiliki para publik figur. KPAI mengingatkan bahwa masih banyak anak terlantar yang ada di Indonesia.

Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi KPAI Jasra Putra mengatakan, berdasarkan catatan KPAI, pada 2020 terdapat 67.368 anak terlantar di Indonesia.  Jumlah itupun terus bertambah dengan kasus bayi dibuang atau terlantar, yang juga sewaktu waktu terus menghiasi pemberitaan. Belum lagi ribuan lembaga asuhan dan lembaga serupa pengasuhan yang tidak terdaftar di pemerintah yang mengasuh anak terlantar.

“Terlebih di masa pandemi ini dimana 30.766 anak di Indonesia kehilangan orang tua mereka yang wafat karena Covid-19. Mereka ini belum semua mendapatkan intervensi penanganan. Akan lebih ideal jika ada solusi permanen yakni hadirnya orang tua pengganti yang dapat menggantikan peran orang tua mereka yang telah wafat,” ujar Jasra kepada Eduwara.com, Senin (10/1/2022).

Dikatakan Jasra, fenomena adopsi boneka arwah merupakan bagian perubahan perilaku masyarakat yang berada dalam keadaan statis selama menghadapi pandemi. Meski secara materi dan aktivitas terpenuhi, manusia tetap tidak ingin kehilangan makna dan batin. Artinya boneka arwah dapat mengisi hal tersebut.

“Inilah tantangan untuk publikasi pemerintah dalam juga mendorong kondisi anak anak terlantar kita yang kalah populer dengan pengangkatan anak boneka arwah.Para pemilik boneka arwah, perlu menjadi bagian gerakan pemerintah dalam menyiapkan orang tua pengganti bagi anak-anak terlantar. Karena ini dapat menolong dan membantu mereka,” tutur Jasra.

Terlebih, Indonesia berada dalam kondisi geografis yang kerap kali terjadi bencana alam. Sehingga juga banyak anak yang kehilangan orang tuanya karena bencana alam ini.

“Belajar dari beberapa bencana alam dan bencana pandemi, anak anak yang mendadak kehilangan orang tua. Artinya perlu mendapatkan segera pengganti keluarga. Begitupun anak yang kehilangan orang tua karena perceraian, orang tua berhadapan dengan hukum, anak dalam masa pidana, anak dalam lembaga pengasuhan atau lembaga serupa yang menjadikan anak diasuh diluar keluarg,” papar Jasra.

Untuk itu, ditegaskan Jasra, sangatlah penting bagi sebuah negara untuk memiliki daftar orang tua yang siap mengasuh mereka. “Apalagi jika orang tuanya para publik figur atau artis. Tentu sangat baik,” pungkas Jasra.

Read Next