logo

Sekolah Kita

Tanamkan Nilai Seni dan Budaya, 16 SMA dan SMK Non Seni Se-Jawa Tengah Ikuti Festival Seni Pelajar Tahun 2022

Tanamkan Nilai Seni dan Budaya, 16 SMA dan SMK Non Seni Se-Jawa Tengah Ikuti Festival Seni Pelajar Tahun 2022
Penampilan Tari Mahija dari Sanggar Wisanggeni Purbalingga dalam pembukaan Festival Seni Pelajar Jawa Tengah SMA dan SMK Non Seni Tahun 2022, Senin (4/7/2022). (EDUWARA/K.Setia Widodo)
Redaksi, Sekolah Kita04 Juli, 2022 21:59 WIB

Eduwara.com, SOLO – Sebanyak 16 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Non Seni dari berbagai Cabang Dinas Pendidikan mengikuti Festival Seni Pelajar Jawa Tengah Tahun 2022, Senin-Rabu (4-6/7/2022).

Acara bertema ‘Kecintaan Terhadap Budaya Bangsa Menguatkan Karakter dan Menggugah Daya Cipta Anak Bangsa’ itu dilaksanakan di Pendapa Ageng Gendhon Humardani, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala TBJT, Suratno dalam sambutannya mengaku bangga kepada para siswa dari 16 sekolah yang mengikuti gelaran tersebut.

"Kami berterimakasih dan bangga saat melihat anak-anak tampil di panggung, baik panggung tari, musik, karawitan, pedalangan, dan juga barangkali di seni rupa yang akan kami tampilkan," kata dia.

Suratno menambahkan, salah satu konsep pendidikan Merdeka Belajar yang bertujuan membekali anak-anak agar memiliki profil pelajar Pancasila ialah menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri. Otak kiri terkait dengan logika. Sedangkan otak kanan terkait dengan sosial, komunikasi, seni, kreatifitas, dan sebagainya. 

Manusia Indonesia seutuhnya, lanjut Suratno, diharapkan memiliki keseimbangan antara otak kanan dan kiri.

"Artinya, anak-anak kita selain dikembangkan intelektualnya, juga dibekali otak kanan yang diasah dan diasuh oleh sekolah masing-masing," ujarnya.

Melalui kegiatan tersebut, Suratno berharap bahwa kesenian dan kebudayaan menjadi bagian dari talenta yang juga bisa menjadi masa depan anak.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto menuturkan, Festival Pelajar tersebut menjadi persiapan generasi muda yang nantinya akan mengelola kebudayaan, khususnya di TBJT.

"Jadi bapak-ibu guru sudah menyiapkan generasi yang siapa tahu 10-20 tahun mendatang, mereka bisa menjadi pengelola TBJT. Kuncinya, kami membuka diri. Sedangkan bapak ibu memberi masukan dan kritisi. Dengan segala upaya, mari kita sama-sama memajukan kebudayaan yang ada di Jawa Tengah dengan salah satu sarana prasarananya yakni TBJT," jelas dia.

Pustanto bergarap, kegiatan yang dilakukan selama tiga hari itu bisa bermanfaat untuk semua yang berpartisipasi, bagi Jawa Tengah, maupun Indonesia.

"Kita tanamkan nilai-nilai objek pemajuan kebudayaan kepada adik-adik kita, dan pasti 5-10 tahun lagi bisa kita petik bersama," harap dia.

Pantauan Eduwara.com, sekolah yang tampil pada hari pertama, Senin (4/7/2022) ialah SMAN 1 Solo, SMAN 1 Purworejo, SMAN 3 Rembang, SMAN 2 Klaten, dan ditutup dengan penampilan SMA Yayasan Pendidikan Teknologi (YPT) 1 Purbalingga. Seluruh sekolah menyajikan pergelaran karawitan.

Untuk hari kedua, sekolah yang tampil yakni SMAN 2 Temanggung, SMAN 2 Kertek Wonosobo, SMK Jateng Purbalingga, SMKN 2 Wonogiri, SMAN 1 Kartasura, dan SMAN 3 Solo. Sedangkan hari ketiga yaitu SMAN 1 Boyolali, SMKN 1 Karanganyar, SMAN 1 Karanganyar, SMAN 1 Parakan, dan SMAN 1 Cawas Klaten. (K. Setia Widodo)

Read Next