logo

Sekolah Kita

Teknologi Pegang Peran Sentral dalam Pemulihan Pendidikan

Teknologi Pegang Peran Sentral dalam Pemulihan Pendidikan
Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo, (EDUWARA/Humas Kemendikbudristek)
Redaksi, Sekolah Kita11 Februari, 2022 01:22 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Teknologi memegang peran sentral dalam pemulihan sektor pendidikan. Dalam konteks pandemi Covid-19, pembelajaran tidak akan terjadi tanpa teknologi. Intervensi juga bukan hanya dalam bentuk pembangunan infrastruktur tradisional lagi, tetapi juga pemerataan konektivitas digital untuk memastikan pembelajaran berkualitas bisa dirasakan semua warga negara.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo, mengatakan hal itu pada acara “Kick Off G20 on Education and Culture” di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Anidito adalah Alternate Chair Education Working Group (EdWG) G20. Ia menjadi moderator pada gelar wicara “Pendidikan Berkualitas Universal dan Teknologi Digital untuk Pendidikan”.

Anindito mengakui kesenjangan digital atau digital divide, terjadi di dunia pendidikan. Di satu sisi, ada ketimpangan akses terhadap teknologi. 

“Kita mengalami hilangnya capaian pembelajaran (learning loss) asimetris dan lebih parah lagi kondisi ini dialami kelompok rentan dan ekonomi bawah,” kata Anindito Aditomo, seperti dikutip dalam laman resmi PAUDPEDIA, Kamis (10/2/2022)

Tapi di sisi lain, lanjut Anindito, teknologi menjadi katalis bagi inovasi luar biasa. “Contohnya, jutaan guru dan siswa jadi lebih terampil memanfaatkan teknologi dan inovatif menyikapi tantangan,” ungkapnya.

Menurut Anindito, pandemi Covid-19 bukan penyebab utama krisis pembelajaran. Ketimpangan kualitas belajar sebetulnya sudah lama terjadi. Pandemi Covid-19 semakin membuka mata semua orang bahwa pembelajaran mengalami krisis, dan kondisi ini harus ditangani bersama.

“Pemulihan sektor pendidikan yang terdampak pandemi Covid-19 membutuhkan upaya bersama, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Kehilangan kesempatan belajar dan mendapat pengetahuan secara tepat (learning loss) akan menjadi fokus perhatian dan bahasan negara G-20,” kata Anindito.

Pada perhelatan G-20, agenda prioritas yang diperjuangkan mengingatkan pada visi Indonesia yang menekankan gotong royong untuk pemulihan bersama.

“Pandemi ini menjadi momentum kita agar semakin bersemangat memikirkan ulang dan membangun pendidikan yang lebih baik, untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan berkualitas,” terangnya.

Ada empat agenda prioritas yang akan diperjuangkan Kemendikbudristek pada perhelatan G20, yaitu Pertama, Pendidikan Berkualitas untuk Semua (Universal Quality Education); Kedua, Teknologi Digital dalam Pendidikan (Digital Technologies in Education); Ketiga, Solidaritas dan Kemitraan (Solidarity and Partnership); dan keempat, Masa Depan Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid-19 (The Future of Work Post Covid-19).

Read Next