logo

Kampus

Teliti Efek Samping HIV terhadap Pengobatan Tuberkulosis, Mahasiswa UI Menang Kejuaraan Internasional

Teliti Efek Samping HIV terhadap Pengobatan Tuberkulosis, Mahasiswa UI Menang Kejuaraan Internasional
Penelitian tentang pengaruh infeksi human immunodeficiency virus (HIV) terhadap efek samping pada pengobatan pasien tuberkulosis (TB) yang resisten obat mengantarkan tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memenangkan kejuaraan internasional. (UI)
Bhakti Hariani, Kampus06 Januari, 2022 15:58 WIB

Eduwara.com, DEPOK – Penelitian tentang pengaruh infeksi human immunodeficiency virus (HIV) terhadap efek samping pada pengobatan pasien tuberkulosis (TB) yang resisten obat mengantarkan tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memenangkan kejuaraan internasional.

Para mahasiswa UI itu menjadi juara untuk artikel ilmiah terbaik di bidang farmakovigilans dan etika penelitian di Council for International Organizations of Medical Sciences (CIOMS) Annual Award for Medical Students 2021. 

Dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Kamis (6/1/2021) disebutkan ketiga mahasiswa tersebut adalah para mahasiswa FKUI angkatan 2017 yakni Gilbert Lazarus, Kevin Tjoa, Anthony William Brian Iskandar. Ketiga mahasiswa tersebut dibimbing oleh dosen dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI yaitu Vivian Soetikno, dan Melva Louisa.

CIOMS adalah NGO (Non-Goverment Organization) internasional yang dibentuk oleh WHO dan UNESCO pada 1949. CIOMS bergerak di bidang etika penelitian kedokteran, pengembangan alat kedokteran, dan farmakovigilans.

Adapun, penelitian berjudul The effect of human immunodeficiency virus infection on adverse events during treatment of drug-resistant tuberculosis: A systematic review and meta-analysis" telah dipublikasikan di jurnal PLOS One (Q1) pada 4 Maret 2021.

Gilbert memaparkan, penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah infeksi HIV memengaruhi terjadinya efek samping pada pengobatan pasien dengan TB resistan obat (TBRO). Hal ini menarik perhatian Gilbert dan rekan-rekan karena HIV seringkali juga ditemukan pada pasien dengan TBRO.

Pengobatan pasien TBRO seringkali tidak optimal karena tingginya tingkat kejadian efek samping saat pengobatan. Terlebih lagi, lanjut Gilbert, kasus TB di Indonesia merupakan yang tertinggi ke-2 di Asia dan HIV merupakan yang tertinggi ke-1 di Asia Tenggara.  “Ini semakin meyakinkan kami bahwa topik ini penting untuk kami telusuri,” papar Gilbert Lazarus.

Dari penelitian ini, tim juga menemukan bahwa infeksi HIV meningkatkan risiko terjadinya efek samping pada pengobatan TBRO sebanyak 12%.  “Namun, kami menduga efek tersebut lebih diakibatkan oleh interaksi antara obat anti-TB dengan obat anti-HIV dan bukan karena infeksi HIV itu sendiri. Selain itu, kami menemukan bahwa efek HIV lebih tampak pada efek samping kehilangan pendengaran, gangguan ginjal, dan depresi,” tutur Gilbert.

Dia berharap hasil penelitian bersama rekan-rekannya dapat membantu klinisi dan pemangku kepentingan untuk menentukan pemeriksaan-pemeriksaan apa saja yang perlu diprioritaskan pada pasien HIV/TBRO. Selain itu, untuk menekankan kembali pentingnya farmakovigilans pada pasien HIV/TBRO.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI Vivian Soetikno menyatakan peran serta para mahasiswa dalam mengangkat masalah pengaruh infeksi HIV terhadap efek samping pengobatan pasien tuberkulosis resisten obat, menunjukkan bahwa anak muda Indonesia punya perhatian terhadap masalah kesehatan global. 

“Semoga prestasi mereka menginspirasi dan memotivasi sivitas akademika FKUI lainnya, untuk terus mengharumkan nama FKUI di dunia,” pungkas Vivian.

Read Next