Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Madrasah Reform atau Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) sudah berjalan tiga tahun. Program tersebut menjadi salah satu upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan madrasah.
Program kerja sama Kemenag dan Bank Dunia itu bertujuan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah. Program tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu lima tahun, 2020 sampai 2024, di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan bahwa tiga tahun berjalan, tercatat ada 475.016 Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) madrasah menerima manfaat program ini.
Muhammad Ali Ramdhani berharap program itu dapat terus meningkatkan performa para guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik di lingkungan Pendidikan Islam.
“Reformasi madrasah harus menyentuh seluruh madrasah, sehingga dapat mendongkrak performa dan kualitas madrasah sebagai lembaga pendidikan berdaya saing tinggi,” kata Muhammad Ali Ramdhani seperti dilansir Eduwara.com, Senin (16/2/2022), dari laman Pendis Kemenag.
Ketua Project Management Unit Realizing (PMU) REP-MEQR Abdul Rouf, menambahkan, selain guru ada 2.302 madrasah yang telah menerima Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi. Ribuan madrasah tersebut tersebar di 12 provinsi.
Melalui program itu, lanjut Rouf, Kemenag juga telah melakukan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) pada tahun 2022 yang menjangkau 314.619 siswa dari 11.061 Madrasah. Tingkat partisipasi madrasah yang mengikuti AKMI mencapai 99,64 persen.
“Seluruh capaian yang ada, merupakan berkat kerja keras semua pihak dari tim PMU Pusat, provinsi, kabupaten, serta madrasah,” tandas dia. (K. Setia Widodo/*)