logo

Kampus

UII dan Enam Kampus Indonesia Terima Hibah Erasmus+ Capacity Building

UII dan Enam Kampus Indonesia Terima Hibah Erasmus+ Capacity Building
Jumpa pers di UII yang salah satu dari enam universitas di Indonesia dan tiga universitas di tiga negara Eropa sebagai hibah Erasmus+ Capacity Building in the field of Higher Education (CBHE), Senin (11/7/2022). (UII)
Setyono, Kampus12 Juli, 2022 10:42 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi salah satu dari enam universitas di Indonesia dan tiga universitas di tiga negara Eropa sebagai hibah Erasmus+ Capacity Building in the field of Higher Education (CBHE) dengan nama program Indonesian Higher Education Leadership (iHiLEAD).

Selain UII enam kampus yang mendapatkan hibah yaitu Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran, Universitas Presiden, dan STIE Malangkuḉeḉwara, sedangkan tiga kampus di Eropa yaitu University of Gloucestershire di United Kingdom, International School for Social and Business Studies di Slovenia, dan University of Granada di Spanyol.

Coordinator for Quality Project on Pilot Training Dian Sari Utami, menjelaskan pihaknya menetapkan 2022 ini sebagai salah satu implementasi program yang diselenggarakan Pilot of Staff Training Workshop for Leadership Management Development Program (LMDP) secara bauran pada 11 -15 Juli 2022.

"Pelaksanaan fase pertama ini akan dilaksanakan di UII dengan pemateri dan peserta yang tergabung dalam konsorsium Program Erasmus iHiLead," terangnya dalam rilis yang diterima Eduwara.com, Senin (11/7/2022).

Dalam paparannya, Dian mengatakan pelaksanaan Program Erasmus iHiLead dimulai sejak 2021 untuk menyusun kurikulum dan modul pelatihan pengembangan kepemimpinan di perguruan tinggi, serta Workshop Training for Trainer pada bulan Desember 2021.

Rektor UII Fathul Wahid menuturkan program ini bermaksud untuk mengembangkan modul sekolah kepemimpinan bagi calon pemimpin perguruan tinggi.

"Kita telah mengembangkan dan sudah berjalan lebih dari setahun. Modul yang telah ada nanti akan diuji coba bagi setiap dosen dan tenaga kependidikan selaku partisipan selama seminggu ke depan," tutur Fathul

Diharapkan nantinya setelah mengikuti pelatihan itu, para dosen dan tenaga pengajar lebih siap untuk menjadi pemimpin perguruan tinggi ke depannya.

Tidak hanya itu, bagi Fathul agenda ini juga menjadi ajang refleksi bagi setiap pemimpin perguruan tinggi yang ada. Menurutnya, pengalaman setiap orang berbeda-beda dalam memimpin.

"Perihal mengatur dan mengorganisasi institusi menjadi begitu menantang, pasalnya kita memiliki perbedaan dalam mengatur dan mencari gaya kepemimpinan yang cocok," ungkapnya.

Project Leader Erasmus+ iHiLead UII Ilya Fadjar Maharika mengungkapkan tujuan program, yakni untuk menjalin relasi dan menciptakan lembaga yang dapat menginisiasi pengembangan calon pemimpin di perguruan tinggi ke depan. "Sekarang dalam proses legalisasi dengan nama PEMIMPIN (Perkumpulan Pengelola Kepemimpinan Perguruan Tinggi)," ujar Ilya.

Selain itu, lanjut Ilya Fadjar Maharika, program ini juga sebagai bahan refleksi bagi setiap pemimpin yang ada. Artinya ada pengetahuan dan keterampilan yang bisa dibagikan antara setiap pemimpin. Pemimpin muda ke senior dan sebaliknya. Dapat saling berbagi pengetahuan antar generasi.

Tidak hanya itu, Ilya Fadjar Maharika menjelaskan, modul yang dikembangkan dalam kurikulum nantinya akan dijalankan secara bertahap dalam tiga fase. Fase pertama membangun inisiatif, fase kedua proyek perubahan, dan berakhir di fase ketiga yakni menebar manfaat.

Director of Master of Arts Higher Education Leadership and Management, University of Gloucestershire David Dawson, mengapresiasi UII atas kerjasama yang berkelanjutan.

David Dawson mengatakan projek ini (IHiLEAD) merupakan salah satu agenda yang sangat baik. "Dalam merespon perubahan zaman serta tantangan ke depan, kita harus mengganti dan menyesuaikan level setiap institusi yang ada," ungkapannya.

Lebih lanjut, menurut David Dawson, setiap lini pendidikan harus bertransformasi ke arah yang lebih baik. Hal ini guna menciptakan pemimpin yang berkualitas kedepannya. Ia berharap program ini dapat bertahan, menjaga tali relasi yang telah dibangun dari setiap institusi yang terlibat.

Read Next