logo

Kampus

UIN Suka Yogyakarta Gelar Syawalan Lintas Agama

UIN Suka Yogyakarta Gelar Syawalan Lintas Agama
Pimpinan UIN Suka Yogyakarta mengelar acara halal bihalal seperti tahun sebelumnya dengan mengundang tokoh-tokoh lintas agama, Rabu (11/5/2022). (Humas UIN Suka)
Setyono, Kampus11 Mei, 2022 18:59 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta menggelar Syawalan. Seperti tahun sebelumnya, UIN Suka kembali mengundang tokoh-tokoh lintas agama untuk hadir dalam Syawalan tersebut..

Dilaksanakan Rabu (12/5/2022), syawalan yang digelar di Gedung Prof Amin Abdullah atau Gedung Multipurpose dihadiri sivitas akademika, para pemuka dan cendekiawan agama mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, penganut kepercayaan serta tamu undangan dari berbagai instansi, dan kolega.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Suka Al Makin berharap kampusnya menjadi rumah nyaman bagi semua agama, tradisi, dan mazhab dalam mewujudkan moderasi beragama.

"Moderasi dan toleransi tidak bisa dilaksanakan sendirian hanya dengan modal berbicara dan berkhotbah. Mulailah dengan mendengar, mengenali perbedaan sekaligus persamaan tujuan hidup, doa, makna, dan kehidupan menurut masing-masing keyakinan dengan sepenuh pengertian, toleransi yang sesungguhnya," ujar Al Makin.

Menurutnya, dengan mendengarkan dan memperhatikan versi kekhusyukan dan tradisi agama lain dijalankan. Maka ini akan menjadi modal dalam kehidupan era globalisasi dengan saling memberi teladan dan mengambil pelajaran dari satu agama ke agama lain.

"Pembelajaran tidak hanya pada seni dan arsitektur pada pura, vihara, masjid, gereja, kapel yang saling terinspirasi dan mengadopsi bentuk-bentuk cantiknya," katanya.

Saat ini berbagai tradisi agama-agama besar, menurut Makin, sudah diadopsi dalam kehidupan manusia di dunia seperti cintah kasih, yoga, meditasi dan konsep syariah yang bisa dilakukan dan dinikmati siapa saja.

Demikian juga dengan tradisi angpao, Makin menyebut tidak harus Konghucu atau Budha, tetapi Muslim saat lebaran juga memberi dan menikmati angpao menurut tafsirnya sendiri. Sebagaimana Natal dan tahun baru Masehi dirayakan siapa saja, tanpa melibatkan iman mana, atau pergi ke tempat ibadah siapa. Ajaran dan tradisi agama menjadi universal.

"Mari kembali pada jati diri, membaca lagi Sang Hyang Kamahayanikan (doa dan petunjuk pencerahan tertua di Nusantara), Sutasoma, Negarakertagama, Kakawin, Babad, Serat, dan khazanah Nusantara. Idulfitri ini mari rayakan dengan segala imannya, paling tidak di kampus UIN Suka," papar Makin.

Syawalan juga dimeriahkan oleh penampilan seni dari perwakilan komunitas jamaah lintas agama, antara lain penampilan Keroncong oleh Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, penampilan Vokal Grup Intergenerasi GPIB Marga Mulya menyanyikan sebuah lagu berjudul Katong Samua Satu.

Kemudian ada penampilan Wilis Rengganiasih, menginterpretasikan pesan Buddha dalam Sekar Macapat Sinom Logondhang Laras Pelog Pathet Barang dengan tarian meditatif, dibersamai lantunan gamelan yang dimainkan oleh Bayu Nugroho Setyo Adi. 

Read Next