logo

Kampus

UMS Buka Cabang di Korsel, Begini Kata Jokowi

UMS Buka Cabang di Korsel, Begini Kata Jokowi
Penandatangan MoA antara UMS dan Tongmyong University, Senin (25/10/2022). (UMS)
Redaksi, Kampus25 Oktober, 2022 14:48 WIB

Eduwara.com, SUKOHARJO – Peringatan Hari Jadi ke-64 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terasa istimewa karena ditandai dengan kesepakatan mengenai pembukaan cabang UMS di Tongmyong University, Busan, Korea. Hal ini pun diapresiasi Presiden Indonesia Joko Widodo.

“Saya berharap UMS mencetak talenta-talenta hebat yang aktif memberikan solusi bagi persoalan persoalan masyarakat dan bangsa untuk mempercepat Indonesia maju,” papar Joko Widodo seperti yang dilansir pada Selasa (25/10/2022) dari laman UMS.

Menurut Jokowi, di tengah dunia yang disrupsi dan ketidakpastian, Indoneisa membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai ilmu, teknologi, dan seni untuk mengabdikan diri kepada kemanusiaan, masyarakat, bangsa dan negara. Sejalan dengan filosofi pendidikan UMS yaitu Humanisasi, Liberasi dan Transedensi, UMS dinilai mampu memenuhi tuntutan tuntutan tersebut.

Rektor UMS Sofyan Anif dalam pidatonya dengan mengucap rasa syukur karena UMS telah genap berusia 64 tahun.

“Hingga kini, UMS makin mampu menunjukkan eksistensinya, ditandai dengan meningkatnya kepercayaan masyarkat baik dalam negeri maupun luar negeri di berbagai negara,” papar dia.

Dalam kesempatan itu, President Tongmyong University (TU) Republic of Korea Chun Ho Hwan menyampaikan orasi Ilmiah dengan mengangkat tema Gotong Royong for the Future UMS and TU.

“Saya bahagia datang ke sini untuk mengikuti Upacara Hari Jadi UMS ke-64, dan tadi disambut penampilan tarian tadisional dari Thailand,” ungkap dia.

Menurut Chun Ho, Muhammadiyah adalah sejarah panjang yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 dan hingga saat ini terdapat 92 Universitas Kesehatan dan 220 Universitas salah satunya UMS. Kemudian, Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia, dapat dilihat dari donasi dan sukarelawan yang terlibat dalam mengatasi persoalan dunia.

"Spirit inilah yang kemudian melatar belakangi bahwa gotong royong mampu mengatasi persoalan yang terjadi,” tegas dia.

Gotong, sambung Chun Ho, memiliki arti membawa beban bersama. Sedangkan royong berarti dengan bersama atau secara komunal. Oleh karena itu, spirit yang dibawa dari gotong royong antara UMS dan TU adalah berbasis Global Education Recovery.

Kemudian bentuk kerja sama antara TU dan UMS yang dulunya hanya pertukaran pelajar, pertukaran dosen dan program double degree kini menjadi lebih berkembang lagi. Strategi tersebut terangkum dalam Tongmyong Campus Master untuk melakukan aktivitas pembelajaran. (K. Setia Widodo/*)

Read Next