logo

Kampus

UMY Targetkan 40 Usaha Rintisan Lahir Lewat Riset Kolaborasi Tahun Depan

UMY Targetkan 40 Usaha Rintisan Lahir Lewat Riset Kolaborasi Tahun Depan
Wakil Rektor Bidang Akademik UMY Sukamta, Jumat (30/12/2022), menyatakan kebijakan menghilangkan riset mandiri ini sebagai upaya peningkatan kualitas riset (Eduwara/K. Setyono)
Setyono, Kampus30 Desember, 2022 17:36 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berencana memperbanyak kolaborasi riset untuk melahirkan 40 usaha rintisan lewat skema ini tahun depan.

Hal itu terungkapa dalam acara 'Research and Innovation Outlook 2023', Jumat (30/12/2022).

Ketua Lembaga Riset Inovasi (LRI) UMY Dyah Mutiarin menyatakan tahun depan arah riset yang dikembangkan pihaknya akan fokus pada industri. Empat kluster penelitian yang tergabung di LRI UMY diharapkan menghasilkan riset inovasi yang bersifat multidisiplin.

"Inovasi di sini semestinya inovasi yang 'led to industry. atau secara singkatnya kita ingin menghasilkan 'research led to industry," paparnya.

Pihaknya juga menargetkan minimal 40 rintisan usaha dari hasil riset berdasarkan empat kluster yang ada. Target ini disesuaikan potensi yang ada dan dapat dihilirisasikan ke industri guna membuka peluang kerjasama dengan BUMN.

"Selain itu, target kami adalah melakukan riset kolaborasi dengan beberapa universitas yang masuk dalam deretan 100 besar QS world ranking untuk memperluas jejaring riset internasional," jelas Dyah.

Dalam acara yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik UMY Sukamta menyatakan mulai tahun ini kampus menghilangkan riset mandiri di kalangan akademisinya sebagai upaya peningkatan kualitas riset.

"Kami melihat riset yang tidak melibatkan kerjasama dengan pihak lain, secara konten bias jadi belum bisa disebut riset yang berkualita, karena belum melibatkan dosen atau peneliti dari multi displin ilmu," kata Sukamta.

Hasilnya, riset mandiri yang dilakukan para dosen UMY tergolong masih dalam level penelitian dasar dan belum bisa diaplikasikan penerapannya. Dengan menghilangkan riset mandiri, Sukamta menyatakan pihaknya mendorong para dosen atau peneliti untuk berkolaborasi lintas disiplin ilmu.

Harapannya, dengan melibatkan banyak lintas displin ilmu, bahkan berkembang para praktisi dunia usaha atau pihak lain. Riset yang dilakukan UMY berkualitas dan bisa diterapkan atau diaplikasikan langsung di lapangan.

Sukamta menerangkan, dampak kebijakan hilangnya riset mandiri. Selama setahun ini riset kolaborasi yang dikerjakaan oleh akademisi UMY baik dengan perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, perguruan tinggi Muhammadiyah maupun luar negeri meningkat.

"Meningkatnya sangat signifikan. Tahun depan kita menargetkan dari 700 riset yang tahun dihasilkan, sebanyak 200 riset dikerjasamakan dengan pihak luar negeri. Sedangkan 500 riset sisanya kerjasama dengan berbagai pihak dalam negeri," paparnya.

Read Next