logo

Kampus

Universitas Islam Indonesia Kukuhkan Tiga Guru Besar

Universitas Islam Indonesia Kukuhkan Tiga Guru Besar
Universitas Islam Indonesia Kukuhkan Tiga Guru Besar (Eduwara/Setyono)
Setyono, Kampus25 Januari, 2022 15:41 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengkukuhkan tiga guru besar bidang Ilmu Farmasetika, Ilmu Teknik Arsitektur dan Ilmu Statistika. Ketiganya dilantik Selasa (25/1/2022) dalam sidang terbuka online dan undangan terbatas.

Ketiga guru besar yang dilantik yaitu Guru Besar Bidang Ilmu Farmasetika Yandi Syukri, Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Ar. Noor Cholis Idham, dan Guru Besar Bidang Ilmu Statistika Jaka Nugraha.

Sekretaris Eksekutif Universitas Islam Indonesia Raden Bagus Fajriya mengatakan ketiga guru besar yang dikukuhkan hari ini menyampaikan pidato sesuai keilmuannya masing-masing. Yandi Syukri menyampaikan riset dengan judul Nanoherbal Sebagai Upaya Pengembangan Teknologi Formulasi Obat dari Bahan Alam: Kajian Terhadap Sejarah Pengobatan Islam Menuju Pengobatan Modern.

“Kemudian Noor Cholis Idham menyampaikan pidato berjudul  Menuju Tradisi Baru untuk Keselamatan Bangunan Hunian di Bumi Indonesia dan Jaka Nugraha memaparkan pidato berjudul Perkembangan Analisis Data Kategori dan Tantangan di Era Big Data," katanya melalui siaran pers, Selasa (25/01/2022).

Guru Besar Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII Yandi Syukri menyampaikan, teknologi tanaman obat perlu dilakukan guna memperbaiki kualitas bahan bakunya dengan meningkatkan kelarutan bahan baku obat herbal ke dalam air.

 "Teknologi solid-SNEDDS berperan mengubah ekstrak kental yang sukar larut dalam air menjadi suatu serbuk yang larut dalam air. Produk dalam bentuk serbuk lebih stabil dalam waktu lama dan lebih mudah dikembangkan menjadi sediaan farmasi seperti kapsul dan tablet," terang Yandi.

Ia mencontohkan beberapa riset yang telah dikembangkan untuk pengembangan produk nano herbal adalah andrografolid (isolate dari tanaman sambiloto) untuk pengobatan diabetes melitus. Pengembangan nanoherbal sebagai produk immunostimulant juga diterapkan pada ekstrak meniran, jahe dan temulawak.

Adapun, dalam paparannya, Ar. Noor Cholis Idham, Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, mengatakan secara tradisi manusia Indonesia sudah berhasil hidup damai dengan alam dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Ia mencontohkan rumah tradisional lama dibangun ribuan tahun secara trial and error agar manusia tidak menjadi korban bencana.

"Bumi Indonesia yang kaya sumber daya alam juga mengandung potensi kebencanaan yang sangat tinggi akibat gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Gempa bumi akan selalu terjadi di bumi nusantara sebagai fenomena alam yang wajar," ungkapnya.

Rumah tidak lagi dibangun sesuai alamnya atau mengikuti standar teknis yang ada sehingga banyak menelan korban jiwa dan harta benda berulang kali. Menurutnya, tradisi baru hunian masyarakat harus kembali diarahkan pada cara-cara bermukim yang aman terhadap bencana.

Sementara itu, Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII Jaka Nugraha mengemukakan manusia sudah ditakdirkan mempunyai kemampuan merekam data di dalam otaknya dan mengolahnya menjadi informasi. 

Manusia memiliki kemampuan mengenali, mengidentifikasi, mengelompokan sampai dengan mencari pola hubungan dan memprediksi. 

"Analisis data kategori mayoritas pengembangan metodenya menggunakan pendekatan data kontinu dan masih ditemukan beberapa keterbatasan sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut," ujarnya

Read Next