Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Periode anak usia 6-12 memiliki tugas perkembangan yang harus dikuasai. Perkembangan-perkembangan itu meliputi fisik, emosi, kognitif, dan sosio emosional. Jika anak tidak diberi pendekatan yang sesuai, bisa menimbulkan masalah yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan yaitu pendekatan dengan seni. Melalui seni, anak-anak bisa meningkatkan eye-hand coordination mereka. Kemudian mengembangkan kreatifitas, konsentrasi dan disiplin, belajar mengekspresikan diri, membangun kerja sama, tanggung jawab, dan kemampuan bersosialisasi.
Hal itu disampaikan Dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Solo, Rita Untari, dalam Sharing Session Pengaruh Seni Terhadap Psikologi Anak, Sabtu (26/3/2022). Acara yang diadakan Komunitas Yuk Belajar Seni itu diselenggarakan di Taman Cerdas Semanggi, Pasar Kliwon, Solo.
Rita melanjutkan, pendekatan seni pada anak bisa didorong melalui menciptakan pembelajaran bermain bebas.
“Berikan anak berbagai bahan alat dan biarkan mereka memilih kegiatan seni yang akan dilakukan. Misalnya, membiarkan anak-anak menggunakan lebih banyak cat warna-warni dan membuat lebih banyak karya seni. Kemudian jadikan seni sebagai pengalaman yang menyenangkan,” kata dia.
Orang tua, sambung Rita, memiliki peran utama, begitupun guru. Keduanya bertugas mendukung bukan memimpin anak. Maksudnya, berikan kesempatan pada anak untuk memutuskan kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu memberikan keleluasaan anak untuk menuangkan ide kreatifnya.
Sementara itu, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Akhyar Makaf, menjelaskan seni merupakan salah satu dari kecerdasan yang dimiliki manusia. Dari sembilan tipe kecerdasan, dua tipe termasuk dalam golongan seni yaitu kecerdasan visual-spatial dan musik.
Menurut dia, seni merupakan kebebasan yang memiliki aturan. Dengan tujuan eksplorasi dan membangun empati, seni berpengaruh bagi psikologi anak yang akhirnya memiliki rasa kemanusiaan.
Arah Gerak dan Rasa Ingin Tahu
Ketua Komunitas Yuk Belajar Seni, Gondang Firmansyah menuturkan acara itu dilatarbelakangi arah gerak dan rasa keingintahuan komunitas tersebut.
“Karena kami relawan yang lebih dekat kepada anak-anak, juga berjalan di bidang seni, sehingga kami ingin belajar perihal pengaruh seni bagi psikologi anak. Tujuannya agar semua anggota komunitas mengetahui psikologi anak usia dini hingga usia sekolah dasar, apalagi dihubungkan dengan kesenian,” ujar Gondang kepada Eduwara.com, Sabtu (26/3/2022) selepas acara.
Koordinator Divisi Materi Komunitas Yuk Belajar Seni, Rika Dwi Anjani menjelaskan acara itu merupakan salah satu program kerja divisi, yakni psikologi anak. Konsep acara sudah disiapkan sejak awal kepengurusan dibentuk. Ada 10 komunitas yang diundang. Semuanya berasal dari Solo Raya dan dikhususkan bagi yang mengarah kepada anak-anak.
Di sisi lain, Perwakilan Komunitas Rumah Dongeng Kinciria Solo, Rosidha Kusumawardhani mengatakan acara itu bisa memberikan informasi kepada masyarakat terkait seni sebagai stimulasi tumbuh kembang anak.
“Karena seni bisa menjadi stimulasi tumbuh kembang anak, ternyata bisa dilakukan hal-hal yang mudah seperti menari, menyanyi, ataupun melukis dengan banyak media. Juga bisa bertemu dari berbagai komunitas dan lintas generasi seperti guru dan orang tua,” kata dia.
Rosida berharap semua peserta bisa mulai aware terhadap stimulasi perkembangan anak. Hal itu karena ada tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi anak, salah satunya dengan seni.
“Selain kreatifitasnya naik, tumbuh kembang anak juga bisa distimulasi. Harapannya informasi yang sudah didapatkan di sini bisa dipraktikkan maupun disebarluaskan,” pungkas alumnus Psikologi FK UNS Solo itu. (K. Setia Widodo)