logo

Kampus

Sepanjang 2023, UGM Cetak 50 Guru Besar dan 40 Lagi Menyusul pada Akhir Tahun

Sepanjang 2023, UGM Cetak 50 Guru Besar dan 40 Lagi Menyusul pada Akhir Tahun
Gedung Pusat UGM (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus21 Agustus, 2023 08:05 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sejak Januari 2023 sampai Agustus 2023 ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menghasilkan 50 Guru Besar dari berbagai bidang keilmuam. Jumlah ini naik dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Direktur SDM UGM Suadi mengatakan jumlah yang dicapai pada tahun ini naik hampir dua kali lipat dibandingkan pada 2021 silam, di mana saat itu ada sebanyak 19 Guru Besar. Kemudian pada 2022 lalu, jumlahnya meningkat hingga menembus 41 orang.

"Per Agustus ini ada penambahan 50 orang Guru Besar. Dengan begitu sampai saat ini terdapat 415 guru besar aktif di UGM," kata Suadi saat dilansir Minggu (20/8/2023).

Suadi menjelaskan 50 Guru Besar baru tersebut berasal dari 14 Fakultas di UGM. Sebaran Guru Besar tersebut menurut Fakultas adalah FEB (1), Farmasi (3), Fakultas Geografi (3), FIB (1), FISIPOl (1), FKG (2), FKH (3), FKKMK (4), Fakultas Kehutanan (4), FMIPA (3), Fakultas Pertanian (5), Fakultas Peternakan (2), FT (17), dan FTP (1).

Suadi mengatakan jumlah ini akan bertambah terus, mengingat saat ini ada 40 orang lagi yang tengah berproses dengan target mendapatkan gelar Guru Besar pada akhir 2023. Capaian tersebut tak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan UGM untuk mempercepat proses kenaikan pangkat/jabatan dosen.

Secara internal, UGM telah membangun dashboard untuk memetakan posisi capaian dosen terkait kinerja pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi, red).

Perbaikan Proses Administrasi

Selain itu, UGM juga melakukan perbaikan proses administrasi pengurusan Penilaian Angka Kredit (PAK) dan kerja kolektif antar dosen, departemen, fakultas, dan universitas

"Penyelenggaraan workshop untuk pengerjaan berkas juga dilakukan guna mendukung proses tersebut. Kerja kolektif lintas unit mempercepat proses karena pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman terkait pengelolaan administrasi kenaikan pangkat jabatan dapat dilakukan dengan baik," tuturnya.

Berikutnya, UGM mengembangkan bagan alur proses Penilaian Angka Kredit (PAK) mulai dari pengajuan oleh dosen hingga persetujuan Senat Akademik.

 "Kami coba komunikasikan service level agreement untuk setiap proses pengajuan. Misal, terkait lama proses di fakultas, di validator dan lainnya. Ke depan, UGM akan terus memfasilitasi kemudahan kenaikan pangkat jabatan dosen,"ucapnya.

Penambahan Guru Besar yang signifikan, dikatakan Suadi, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, khususnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PANRB) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional. Permen PANRB tersebut mendorong dosen untuk memeriksa capaian Angka Kredit, agar dapat dilakukan pengajuan kenaikan pangkat jabatan atau pengakuan angka kredit.

"Permen PANRB sekalipun menimbulkan ‘keriuhan’, juga telah mendorong dosen untuk segera mengurus pangkat agar tidak terkena dampak negatifnya. Hal ini di antaranya menjadi faktor penambahan Guru Besar baru yang signifikan di UGM. Dosen itu memiliki banyak karya tapi sering terkendala oleh masalah administrasi dalam mengurus jenjang karier mereka," paparnya.

Suadi menyampaikan penambahan Guru Besar baru ini diharapkan mampu mempercepat Rencana Strategis (Renstra) UGM untuk meningkatkan reputasi UGM. Berbagai kinerja akademik baik publikasi maupun inovasi yang dihasilkan harapannya dapat mendorong hilirisasi sehingga manfaatnya yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Read Next