logo

Gagasan

Tambah Sekolah Baru dan Perbanyak Kelas Virtual, Cara Pemprov Jateng Tangani Kemiskinan Ekstrem Melalui Pendidikan

28 Januari, 2023 19:28 WIB
Tambah Sekolah Baru dan Perbanyak Kelas Virtual, Cara Pemprov Jateng Tangani Kemiskinan Ekstrem Melalui Pendidikan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam rapat koordinasi bersama penanganan kemiskinan ekstrem untuk wilayah Kabupaten Wonogiri, Sragen, dan Klaten yang diselenggarakan di Balai Desa Mlokomanis, Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (26/1/2023). (EDUWARA/Dok. Pemprov Jateng)

Eduwara.com, WONIGIRI – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan kemiskinan menjadi hal serius yang harus ditangani, termasuk di antaranya faktor pentingnya pendidikan. 

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo dalam rapat koordinasi bersama penanganan kemiskinan ekstrem untuk wilayah Kabupaten Wonogiri, Sragen, dan Klaten yang diselenggarakan di Balai Desa Mlokomanis, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Kamis (26/1/2023).

“Secara umum kemiskinan di Wonogiri,  Sragen, Klaten relatif masih agak tinggi. Wonogiri sudah agak bagus,” kata Ganjar seperti dilansir Eduwara.com, Jumat (27/1/2023), dari laman Pemprov Jateng.

Dalam kesempatan itu, turut hadir pula Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Uswatun Hasanah. Dia mengatakan salah satu skema Gubernur Jawa Tengah dalam percepatan penanganan kemiskinan ekstrem melalui pendidikan.

“Yang sedang kita jalani saat ini yaitu, dengan penambahan Unit Sekolah Baru (USB). Sekarang ada SMAN Tawangmangu, SMK Lumber, SMKN Pagentan,” terang dia.

Selain itu, terdapat kelas jauh di Klaten, kelas virtual di Brebes, Purbalingga, dan Boyolali. Tidak menutup kemungkinan juga akan ada penambahan kelas virtual. Di kelas virtual itu ada support kuota, telepon seluler, dan anak-anak yang ikut pun bisa sambil bekerja.

“Kemudian juga kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota terkait dengan Paket C, Paket B, dan sebagainya. Sekaligus untuk anak-anak yang sudah lulus SMK, itu kita kerja sama dengan Disnakertrans untuk penempatan mereka bekerja,” beber dia.

Mengubah Pola Pikir

Sekarang ini, sambung Uswatun, ada 15 SMK semi boarding, tiga SMK boarding yaitu SMK Jateng di Kota Semarang, Pati, dan Purbalingga. Selain bertambahnya SMK semi boarding, juga nantinya di sekolah-sekolah tersebut akan bertambah satu kelas lagi.

“Skemanya adalah, mereka anak-anak yang tidak mampu, plus anak-anak miskin yang dapat beasiswa dari Pak Gubernur, yaitu di SMA Taruna Nusantara, tiap tahun dibiayai semuanya, total. Termasuk SMK semi boarding, SMA boarding, SMA/SMK gratis,” imbuh dia.

Uswatun menilai, pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menangani kemiskinan. Dalam hal ini, adalah dengan pendidikan akan mengubah pola pikir (mindset). Jadi, penanganan kemiskinan tidak hanya menunda pernikahan dini yang berdampak pada potensi ekonomi kurang mapan, namun juga sekolah.

“Di sekolah itu ada materi kewirausahaan menjadi kurikulum yang terintegrasi. Sekarang mau berusaha, orang itu tidak harus modalnya uang banyak, tapi juga keberanian berspekulasi. Di era online, itu bagus juga untuk pengembangan kewirausahaan. Itu semuanya baik SMK maupun SMA. SMA Tawangmangu ke depannya juga begitu,” terang dia. (K. Setia Widodo/*)

Read Next