logo

Sains

Tim UGM Tingkatkan Produksi Malika dengan Dua Kali Permurnian

Tim UGM Tingkatkan Produksi Malika dengan Dua Kali Permurnian
Tim Kedelai Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (FP UGM) Yogyakarta tengah melakukan riset pemurnian kedelai hitam Mallika. (EDUWARA/Humas FP UGM)
Setyono, Sains17 Mei, 2022 00:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Tim Kedelai Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (FP UGM) Yogyakarta tengah melakukan riset pemurnian kedelai hitam Mallika. yang sudah berjalan sekitar dua tahun ini diharapkan bisa menghasilkan variasi turunan unggul sehingga bisa menjadi varietas baru dari turunan kedelai Mallika.

"Di alam kedelai mengalami perkawinan. Ada kemungkinan penyimpangan yang kita anggap unggul. Kita memurnikan Mallika pakai DNA. Sudah dua kali kita murnikan dan dapat varian baru dengan potensi yang yang lebih," kata Ketua Tim Kedelai Fakultas Pertanian UGM Dr Tri Harjoko, Senin (16/5/2022).

Tri Harjoko menyebutkan riset pemurnian dilakukan dengan mengambil satu biji dari setiap tanaman kedelai Mallika pada saat dipanen yang kemudian ditanam kembali. Setelah tiga kali panen dan tiga kali tanam mendapatkan potensi produksi yang cukup menggembirakan dibandingkan dengan kedelai Mallika.

Saat uji coba pemurnian kedelai Malika diterapkan di area persawahan padukuhan Gulon, Desa Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta.

"Umumnya kedelai Mallika dapat 200-300 polong per tanaman. Namun dari riset kita dapat 600 hingga 1200 polong untuk satu tanaman. Artinya satu biji bisa menghasilkan 1200 polong atau 2000 biji saat panen," paparnya.

Untuk saat ini, riset pemurnian kedelai Mallika baru pada tahap uji adaptasi dan ujian potensi pada musim penghujan dan kemarau dengan menghasilkan rata-rata produksi 5- 6 ton perhektar. 

Menurutnya, potensi produksi ini melampaui dari kemampuan kedelai hitam sebelumnya yang hanya mampu menghasilkan 2,7 ton per hektar dan rata-rata produksi kedelai nasional yang mencapai 1,3 hingga 1,7 ton perhektar.

"Yang jelas kita punya produk dan catatan potensi produksi polong yang unggul. Kita tanam pada musim penghujan dan musim kemarau relatif tidak ada perbedaan dan ini menjadi bagian dari keunggulan. Potensinya bisa tiga kali lipat dari nasional. Kita hanya butuh konsistensi dengan varietas unggul dari sisi produksi," katanya.

Menurut Tri Harjoko, pihaknya menargetkan dua tahun ke depan hasil dari turunan Mallika ini bisa menjadi varietas baru setelah Mallika diluncurkan pada tahun 2007 sebagai varietas baru dari kedelai hitam yang dihasilkan oleh tim UGM.

"Untuk menjadi varietas baru, selain ada uji produksi polong dan uji adaptasi di beberapa lokasi, perlu uji fisiologi untuk mengetahui kadar protein dan kadar lemak yang setara dengan Mallika. Target kita peluncuran varietas baru bisa dilakukan dua tahun ke depan dengan potensi per hektar di atas 6 ton,"jelasnya.

Dekan Pertanian UGM Jaka Widada, mengatakan pihaknya mendukung tim pimpinan Tri Harjoko dan melakukan kegiatan riset pemurnian dari varietas baru Mallika.

Dukungan diberikan dalam bentuk kucuran pendanaan riset sehingga nantinya bisa mendapatkan jenis varietas baru yang unggul dan menyejahterakan petani kedelai.

"Saya kira potensinya sangat luar bisa apalagi bisa dua hingga tiga kali nasional," tutupnya.

Read Next