Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendapatkan kucuran dana Rp 8 miliar lebih untuk Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Ketua Tim Task Force PKKM UMM, Sujono, menjelaskan dana sebesar itu digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan beragam program di empat program studi (Prodi).
Empat Prodi tersebut telah menjadi wadah yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan talentanya, khususnya dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan.
Selain itu, empat Prodi yang mendapatkan dana tersebut telah melangsungkan beragam aktivitas. Bahkan masing-masing Prodi telah menggelar 21 hingga 23 program pada setahun belakangan.
"Saya bersyukur hampir semua dana terserap dan diimplementasikan melalui program-program yang terlaksana dengan baik," katanya, Senin (27/2/2022).
Sujono menilai program yang sudah dilaksanakan memiliki manfaat yang besar dalam pengembangan delapan indikator kinerja utama (IKU). Begitupun dengan penguatan kemampuan mahasiswa yang berdampak luar biasa terhadap IKU satu dan dua, yakni lulusan mendapatkan pekerjaan layak serta kesempatan mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus.
"Misalnya saja yang dilangsungkan Prodi Teknologi Pangan. Mereka telah melaksanakan magang industri bersertifikat, workshop persiapan kerja, sertifikasi kompetensi, pendampingan kewirausahaan dan belasan kegiatan lain," ujarnya.
PKKM
Sujono menambahkan, dana yang berjumlah lebih dari Rp 8 miliar tersebut berhasil diperoleh UMM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui PKKM. UMM juga menjadi 10 besar PTN-PTS penerima dana PKKM tersebut dan sudah menggunakan dana untuk meningkatkan kualitas dan relevansi program sarjana.
Ke depan, Sujono juga mendorong semua prodi di UMM untuk terus menambah kemitraan dengan berbagai perusahaan. Selain itu, dia juga mendorong lahirnya Centre of Excellence (CoE) baru serta membentuk program sertifikasi industri, yang tidak hanya diperuntukkan untuk pihak internal tapi juga eksternal kampus.
Sujono juga berharap seluruh Prodi dapat senantiasa berusaha untuk mencapai akreditasi internasional di masa depan.
Rektor UMM, Fauzan, menegaskan UMM pada dasarnya sudah mendesain konsep Kampus Merdeka sejak lama, yakni pada tahun 2000-an. Dia juga mendorong terbentuknya program-program terobosan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan keterserapan mahasiswa di industri dan dunia kerja (Iduka).
Fauzan menambahkan, UMM secara substansial sudah siap menjalankan Kampus Merdeka dengan baik.
“Dalam mengembangkan pendidikan, UMM menyasar pada dua hal yakni peningkatan kompetensi akademik mahasiswa dan kompetensi leadership," ujarnya.
UMM, lanjut Fauzan, juga senantiasa membekali skill bermanfaat bagi mahasiswa melalui CoE berbasis Prodi yang kini sudah mencapai 23 kelas, antara lain kelas profesional unggas, ruminansia, rumput laut, udang, essential oil, anggrek, welding inspector, dan lainnya.
“Semoga upaya kami ini dapat memberikan dampak signifikan bagi mahasiswa, lulusan, serta masyarakat secara umum,” pungkasnya.