logo

Kampus

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Dosen Pendidikan Agama Jadi Garda Depan Moderasi Beragama

Wapres Ma'ruf Amin Sebut Dosen Pendidikan Agama Jadi Garda Depan Moderasi Beragama
Wapres Ma'aruf Amin meminta para dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) yang hadir di ICIE 2022, Kamis (11/8/2022) di UNY menjadi garda terdepan dalam moderasi beragama di Indonesia. (UNY)
Setyono, Kampus12 Agustus, 2022 16:28 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Wakil Presiden Ma'aruf Amin meminta para dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi garda terdepan dalam moderasi beragama di Indonesia. Masih adanya pemahaman dan penafsiran teks-teks agama secara ekstrim disebutnya menjadi latar belakang pentingnya isu moderasi beragama.

Hal ini disampaikan Wapres Amin saat menjadi pembicara kunci secara daring dalam International Conference on Islamic Education (ICIE) 2022 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (11/8/2022).

"Moderasi beragama bagi kita bukanlah sesuatu yang baru, tapi merupakan bagian dari jati diri kita dan sekaligus sumber resiliensi ketangguhan bangsa dalam menghadapi permasalahan," kata Ma'ruf.

Moderasi menjadi cara pandang yang harus dipegang teguh dalam kehidupan yang beragam sekaligus mengarahkan pada sikap saling menghormati perbedaan. Selain itu dengan menginternalisasikan ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan, membangun kemaslahatan masyarakat serta mentaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa dan bernegara.

Saat ini, kata Ma'ruf, tantangan berupa faham radikal yang berorientasi pada agama atau ideologi seharusnya perlu dengan diperkuat pemahaman dan sikap keagamaan yang moderat melalui beberapa gerakan khususnya di bidang Pendidikan agama.

Pengarusutamaan pembelajaran dan pemahaman terhadap moderasi beragama perlu proses dan tahapan agar terintegrasi ke dalam segala aspek kehidupan termasuk melalui jalur pendidikan.

"Sehingga hal ini perlu diwujudkan dalam program nyata melalui kebijakan yang tepat di pemerintah pusat dan daerah, maupun jalur kultural yakni pendidikan formal dan informal serta berbagai forum dialog dan kerjasama," jelasnya.

Maka dari itu, menurutnya, dosen PAI di berbagai perguruan tinggi umum dapat menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan moderasi beragama yang mencegah faham radikal serta berperan memberi landasan ideologi, bekal ilmu pengetahuan yang lurus bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dan pembawa kemaslahatan bagi masyarakat.

Wapres Amin berpesan agar asosiasi dosen PAI dapat memperhatikan beberapa hal penting diantaranya meningkatkan kompetensi dan pengetahuan seluruh dosen pendidikan agama Islam sehingga pengajaran dan pendidikan agama Islam tidak tertinggal, makin berkualitas, dan relevan dengan perkembangan zaman. "Selain itu juga meningkatkan kompetensi di bidang teknologi informasi serta terapkan budaya kemandirian belajar," katanya.

Ketua panitia Syukri Fathudin Ahmad menyatakan ICIE ini merupakan bagian dari Kongres Nasional Pendidikan Agama Islam (KONASPI) V yang menempatkan moderasi penting dikemukakan termasuk dalam beragama.

"Faktanya masih ada sebagian umat Islam yang memahami dan menafsirkan teks–teks agama secara ekstrem. Bahkan disertai dengan pelemahan terhadap kekerasan dalam sejumlah kasus," katanya.

Hal inilah yang menjadi latar belakang pentingnya isu moderasi beragama ini diangkat dalam ICIE 2022 dan menjadi fokus bahasan serta diskusi bagi seluruh dosen PAI di Indonesia.

Kegiatan ICIE 2022 diselenggarakan secara daring dan luring dari Gedung Pascasarjana UNY. Diikuti oleh lebih dari 200 peserta dan 73 pemakalah dari dosen pendidikan agama Islam, pemerhati pendidikan dan masyarakat umum.

Read Next