logo

Sekolah Kita

Waspada Hepatitis Akut, PTM di Kota Malang Jalan Terus

Waspada Hepatitis Akut, PTM di Kota Malang Jalan Terus
Wali Kota Malang, Sutiaji, saat menjadi inspektur upacara Hardiknas di halaman Balai Kota Malang, Jumat (13/5/2022). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Sekolah Kita17 Mei, 2022 01:06 WIB

Eduwara.com, MALANG -- Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Malang tetap berjalan terus meski di beberapa daerah lain muncul kasus hepatitis akut.

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan khusus di Kota Malang, sampai saat ini masih belum ditemukan kasus hepatitis akut. Karena itulah, bersamaan dengan meredanya Covid-19, PTM akan tetap jalan terus.

"Yang perlu dilakukan, mitigasi PTM dengan meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 untuk anak," kata Sutiaji, Senin (16/5/2022).

Dengan belum ditemukannya kasus hepatitis akut di Kota Malang, Sutiaji meyakinkan, mestinya masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan. Namun, masyarakat tetap harus mewaspadai adanya kasus tersebut agar dapat dimitigasi sehingga tidak mengganggu aktivitas kegiatan belajar-mengajar dengan sistem PTM.

Sutiaji meyakinkan, metode PTM jauh lebih baik bila dibandingkan dengan sistem daring, setidaknya dari sisi output kemampuan kognitif siswa. Hal itu mengacu dari evaluasi yang dilakukan sekolah.

Indikator sederhana, dari hasil rapor. Ternyata, hasil rapor rerata siswa lebih bagus pada saat PTM luring bila dibandingkan dengan metode daring. Begitu juga dengan hasil ujian siswa. Hasil ujian siswa saat diberlakukan lebih tidak stabil bila dibandingkan saat diberlakukan PTM luring.

Karena itulah, dia meminta Dinas Kesehatan Kota Malang, agar terus melakukan mitigasi sehingga PTM luring bisa berjalan lancar. Perintah yang sama juga ditujukan pada camat, lurah, hingga RT/RW.

Sutiaji meyakinkan, Pemkot Malang sejak awal telah melakukan mitigasi agar PTM luring berjalan lancar dan aman. Caranya, dengan menggencarkan imunisasi untuk anak.

Dalam pelaksanaannya, vaksinasi untuk anak memang sempat ada keterlambatan pasokan vaksin. Hal itu terjadi karena pemerintah menunggu terpenuhinya imunisasi tahap II.

Read Next