logo

Art

47 Penari Muda Wonogiri Tampil di Teater Arena TBJT

47 Penari Muda Wonogiri Tampil di Teater Arena TBJT
Tari Gambyong oleh SMPN 3 Sidoharjo Wonogiri dalam Pentas Seni Budaya Pelayanan Taman Budaya Jawa Tengah, Kamis (24/2/2022) di Teater Arena TBJT. (Eduwara.com/K. Setia Widodo)
Redaksi, Art28 Februari, 2022 05:36 WIB

Eduwara.com, SOLO—Saat gamelan dibunyikan, lima anak perempuan masuk dengan gerak srisik. Kemudian mereka melenggak-lenggok seirama dengan alunan gamelan.

Penonton dibuat terkesima dengan keluwesan yang apik tersebut. Terlebih lagi kelimanya masih terbilang sangat muda, usia sekolah. Akhirnya, riuh tepuk tangan penonton menggema saat tari Gambyong itu berakhir.

Demikianlah suasana pembukaan Pentas Seni Budaya Pelayanan Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kamis (24/2/2022) malam di Teater Arena TBJT.

Pentas itu menampilkan 47 penari yang berasal dari siswa-siswi SMPN 3 Sidoharjo, Sanggar Darma Giri Budaya, dan Paguyuban Seni Budaya Tempursari, Wonogiri.

Kepala SMPN 3 Sidoharjo, Drs. Nimanto, M.Pd merasa bangga dan cukup terhormat karena sekolahnya diberi kesempatan tampil di Taman Budaya Jawa Tengah.

"Kami dari sekolah yang notabene dari desa bisa tampil di sini membawakan karya anak-anak kami. Meskipun banyak kekurangan, kami tetap terus berkarya," ujar dia ketika diwawancarai Eduwara.com selepas acara.

Karakter Siswa

Melalui seni, sambung Nimanto, SMPN 3 Sidoharjo mencoba mendidik karakter siswa yang berbudi pekerti luhur dan tetap njawani. Hal itu sesuai dengan misi sekolah yakni ngleluri budaya adi, mrih luhuring pakarti.

Menurut dia, kolaborasi antara SMPN 3 Sidoharjo, Sanggar Darma Giri Budaya, dan Paguyuban Seni Budaya Tempursari Wonogiri merupakan kerja sama melestarikan budaya peninggalan leluhur.

"Kami ingin mewujudkan SMPN 3 Sidoharjo sebagai sekolah bernuansa seni. Sehingga kami membuka bagi siapapun baik sanggar dan seniman guna bergandeng tangan melestarikan budaya khususnya Jawa," jelas dia.

Sementara itu, koreografer tari, Ludiro Pancoko mengatakan SMPN 3 Sidoharjo mencanangkan sebagai sekolah seni budaya. Di sela-sela ulang tahun sekolah, Selasa (8/2/2022) lalu, ada tawaran pentas di Teater Arena.

"SMPN 3 Sidoharjo hanya ada empat tarian yakni tari Gambyong, Wanara Kridha, Kukila, dan Krincing Wonogiren. Jadi kolaborasi dengan Sanggar Darma Giri Budaya dan Paguyuban Seni Budaya Tempursari," jelas dia.

Tari Blarak oleh Sanggar Darma Giri Budaya Wonogiri dalam Pentas Seni Budaya Pelayanan Taman Budaya Jawa Tengah, Kamis (24/2/2022) di Teater Arena TBJT. (Eduwara.com/K. Setia Widodo)

 

Lebih lanjut dia mengatakan persiapan pentas hanya satu setengah bulan. "Untuk sanggar sudah ada latihan rutin. Namun untuk anak-anak SMPN 3 Sidoharjo dan paguyuban memulai dari nol, belum bisa menari sama sekali. Jadi selama satu setengah bulan latihan setiap hari kecuali Minggu," kata Ludiro yang juga pimpinan Sanggar Darma Giri Budaya itu.

Ludiro menambahkan, proses latihan ketiga kelompok dilakukan secara mandiri di lokasi yang berbeda. Proses latihan itulah yang dia apresiasi. Walaupun berbeda lokasi ternyata semuanya bisa tampil dengan apik.

Menurut Ludiro, SMPN 3 Sidoharjo menjadi embrio penggebrak sekolah-sekolah lain di Wonogiri terkait kesenian. "SMPN 3 Sidoharjo menjadi penggebrak karena bisa tampil di sini. Harapannya jangan berhenti agar anak-anak tetap mengerti budaya leluhur mereka," pungkas dia. (K. Setia Widodo)

Editor: Riyanta

Read Next