Kampus
24 Mei, 2022 09:41 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, BOGOR - Sebanyak 20 Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB University) mendapat pendanaan pada program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) yang diselenggarakan oleh kolaborasi 16 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).
Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bidang Penelitian IPB University Prof. Sugeng Heri Suseno menjelaskan program tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Mulai tahun ini, dua program penelitian kolaborasi yaitu Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI) dan Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) melebur menjadi satu program besar dalam tajuk Program RKI,” ucapnya seperti dikutip dari situs resmi IPB University, Selasa (24/5/2022).
Tahun ini, lanjutnya, Program RKI menawarkan tiga skema yang dapat peneliti pilih. Skema A, kolaborasi dengan 16 PTB-BH dengan minimal dua mitra. Skema B, kolaborasi dengan PTN-BH dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dan skema C, kolaborasi dengan 16 PTN-BH dan Riset Luar Negeri.
Menurutnya, pendanaan program RKI berasal dari kampus masing-masing. Pada tahun ini, IPB University mendanai tiga peneliti sebagai peneliti utama pada program Riset Kolaborasi Indonesia Tahun 2022.
“Ada Prof Dodi Nandika (Skema A dengan pendanaan Rp100 juta), Prof Hadi Susilo Arifin (Skema A dengan pendanaan Rp100 juta) dan Dr Eng Obie Farobie, SSi, MSi (Skema C dengan pendanaan Rp150 juta),” jelasnya.
Sementara itu untuk 17 peneliti lainnya, Sugeng mengatakan bahwa mereka menjadi mitra bagi kampus lain dengan pendanaan sebesar Rp50 juta—Rp75 juta.
“Dana yang telah dikucurkan oleh kampus, perlu menjadi kesadaran bagi peneliti untuk memberikan hasil terbaiknya. Maka pada program RKI tahun ini, menjadi harapan besar bagi IPB University untuk mencetak publikasi jurnal yakni pada level Q1,” ujar Sugeng.
Dia menambahkan, kampus yang berkolaborasi dalam program ini juga semakin luas dengan kehadiran empat perguruan tinggi baru yang kini sudah berstatus PTN-BH yaitu Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. “Dengan semakin banyaknya kampus yang berkolaborasi, dapat menciptakan atmosfer penelitian yang berdaya saing secara nasional dan internasional,” tuturnya.
Bagikan