Cegah Kecelakaan Kerja, Mahasiswa UMS Kembangkan Rem Otomatis Alat Berat Pertambangan

04 Oktober, 2022 23:35 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Ida Gautama

04102022-UMS Rem Otomatis.jpg
Mahasiswa UMS yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) mengembangkan prototipe rem otomatis pada alat berat pertambangan. (EDUWARA/Dok. UMS)

Eduwara.com, SUKOHARJO – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) mengembangkan prototipe yang dapat mendeteksi objek manusia di sekitar area blind spot pada alat berat pertambangan.

Alat itu dapat bekerja secara otomatis memberhentikan alat berat ketika sewaktu-waktu ada tindakan maupun kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Pengembangan ini dilakukan dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan UMS.

Prototipe dikembangkan oleh Untung Budi Utomo yang berasal dari program studi Teknik Elektro angkatan 2020, Indar Hidayat dari prodi Kesehatan Masyarakat angkatan 2019. Kemudian Hidayatus Sufyan dari prodi Kesehatan Masyarakat angkatan 2019, Farhananto Ilman Musaid dari prodi Teknik Elektro angkatan 2019, dan Adin Nur Rohman dari prodi Teknik Industri 2021.

Dosen Pembimbing, Umi Fadillah mengatakan prototipe itu menggunakan sistem berbasis Internet of Things (IoT).

"Pengembangan prototipe ini dilatar belakangi oleh kasus kecelakaan kerja yang terjadi di pertambangan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Mayoritas kecelakaan kerja terkait alat berat mengakibatkan cedera serius hingga kematian pada pekerja," ujar Umi Fadillah seperti dilansir Eduwara.com, Selasa (4/10/2022), dari laman UMS.

Umi menambahkan, kasus kecelakaan kerja dapat ditemui dibeberapa perusahaan pertambangan Indonesia. Di mana kasus yang terjadi seperti pekerja mengalami kecelakaan akibat terlindas atau tergilas alat berat. 

"Dalam industri pertambangan, kecelakaan alat berat sangat rawan terjadi dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya yaitu adanya blind spot di alat berat,” tambah dia.

Menurut Umi Fadlilah, alat berat biasanya berukuran besar dan dapat menyebabkan adanya blind spot yang mengakibatkan pandangan operator menjadi terbatas, sehingga pekerja yang berada di sekitar alat berat berisiko tertabrak dan terlindas alat berat.

Lebih lanjut, proses pengembangan prototipe sudah melalui tahap pengujian internal tim. Selain itu juga telah diuji pada alat berat jenis wheel loader secara langsung, bekerja sama dengan PT Indo Acidatama Tbk Karanganyar.

Umi berharap, hadirnya prototipe itu dapat memberikan gambaran inovasi dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja di pertambangan, sehingga dapat menjadi ruang baru dalam meningkatkan keselamatan kerja berbasis teknologi. (K. Setia Widodo/*)