Dua Srikandi Terbaik UNY, Anak Bengkel dan Putri Buruh Tani

09 Juni, 2023 17:59 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

09062023-UNY Srikandi UNY Uut.jfif
Mahasiswi Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Tri Utami, bersama dengan kedua orang tuanya, seusai upacara wisuda Mei 2023. Uut, sapaan akrabnya, berhasil lulus dengan predikat Cumlaude. Putri buruh tani ini menempuh studi 3 tahun 6 bulan dan mengantongi IPK 3,79. Ia dinyatakan sebagai wisudawan terbaik di Prodinya pada periode wisuda Mei 2023. (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Dua mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi wisudawan terbaik dalam pelepasan mahasiswa pada 27 Mei lalu. Menariknya, dua srikandi ini berasal dari keluarga yang berprofesi sebagai buruh tani dan bengkel.

Mahasiswi prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Tri Utami, dinyatakan lulus dengan waktu tempuh studi hanya 3 tahun 6 bulan saja. Uut, sapaan akrab Tri Utami, mempersembahkan pada orang tuanya gelar Cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,79 sekaligus wisudawan terbaik program studi.

"Orang tua saya, Suradi dan Lasiyem, bekerja sebagai buruh tani yang menggarap tanah desa dengan uang sewa pertahun. Saat memutuskan kuliah, saya mendapatkan cibiran 'Anak petani kok mau kuliah'," kata Tri Utami, Jumat (9/6/2023).

Karena keterbatasan biaya, alumni SMAN 2 Wonosari ini sempat bergabung sebagai staf di unit usaha pembuatan buket bunga selama lima bulan. Uut kemudian mendapatkan beasiswa Bidikmisi dan lulus Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) yang dulu dikenal dengan nama SNMPTN.

Uut memilih dua program studi di UNY. Pilihan pertamanya adalah Pendidikan Ekonomi dan pilihan kedua Pendidikan Geografi. Uut diterima pada prodi Pendidikan Ekonomi.

Selama menempuh studi, Uut mencari pengalaman dan mengembangkan bakat minat dengan mengikuti organisasi UKMF Penelitian Kristal FEB.

"Di dalam organisasi saya mendapatkan pelajaran yang berharga. Saya juga sering mengikuti perlombaan dalam bidang kepenulisan seperti lomba karya tulis ilmiah, essai, artikel, dan business plan tingkat nasional. Dan saya mendapatkan juara dari perlombaan tersebut," katanya.

Pada 2022, Uut terpilih menjadi salah satu mahasiswa berprestasi FEB UNY dan mahasiswa berprestasi di bidang Penalaran UNY.

Mahasiswi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY Priti sedang mengajar praktik siswa SMKN 2 Yogyakarta. Pada periode wisuda 2023, Priti berhasil menjadi yang terbaik di prodinya dengan IPK 3,91. Priti menjadi pembeda karena dia merupakan perempuan yang menyukai dunia otomotif. (EDUWARA/Dok. UNY)

Suka Dunia Otomotif

Sementara, Priti yang merupakan mahasiswi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik berhasil menjadi yang terbaik di prodinya dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91. Priti menjadi pembeda karena dia merupakan perempuan yang menyukai dunia otomotif.

"Bagi perempuan, berkutat dengan mesin itu membuat pusing dan rumit. Tapi saya menyukai dunia otomotif sejak masih kecil," katanya.

Bagi Priti, dunia otomotif bukanlah hal yang asing. Pasalnya di bengkel bapaknya, Priti sejak kecil mengenal dunia mesin kendaraan. Di bengkel ini, ia sering membantu bapaknya meng-custom Harley Davidson maupun memperbaiki mobil.

Alumni SMK Negeri 2 Yogyakarta itu memaparkan, sejak kelas 1 di jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ia berniat untuk selalu mendapatkan ranking agar mempermudah memasuki jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

"Alhamdulillah saya bisa masuk UNY melalui jalur SNMPTN di kelas A1 JPTO atau Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif," katanya.

Priti mengatakan, sejak semester satu, pengetahuan dan kemampuan harus ditingkatkan lantaran dalam kelas A muncul persaingan akademik yang ketat. Bahkan saat praktik pengelasan, dirinya sempat diragukan karena perempuan. Namun karena terbiasa mengelas, ia mampu menyelesaikan pengelasan baik asetilin maupun listrik.

Demikian juga saat praktikum di bengkel terkenal di Yogyakarta, Priti sempat diragukan mampu memegang alat poles. Namun setelah dibuktikan, pengelola bengkel mengakui hasil kerja Priti.

Awalnya, mekanik tidak berani memberikan alat poles untuk dicoba oleh Priti. Akan tetapi, setelah diyakinkan jika bisa, Priti diperbolehkan dan mulai memoles kendaraan dengan hasil yang baik.

"Saya juga mengikuti uji kompetensi agar mendapatkan sertifikat. Saat itu, ujiannya pada bidang rem tromol dan cakram dengan waktu 30 menit dan berhasil mendapatkan sertifikat. Ini artinya, saya tidak kalah dengan mahasiswa laki laki yang lain," ungkapnya.