Fapet UGM Manfaatkan Limbah Sawit untuk Pakan Ternak

25 Januari, 2025 22:31 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

25012025-UGM limbah sawit untuk pakan ternak.jpg
Fapet UGM kembali menggelar kegiatan Fapet Menyapa bersama FORTAKGAMA, Jumat (24/1/2025). Mengusung tema ‘Feed Additive pada Pakan Ternak’, Ketua Tim Peneliti Lab IMT Fapet UGM, Zuprizal, mengatakan bahwa Tim Lab IMT Fapet UGM berhasil mengelola limbah kelapa sawit sebagai pakan ternak. Dengan potensi mencapai 2 juta ton pertahun, bungkil kelapa sawit tersebut potensial digunakan sebagai pakan ternak unggas. (EDUWARA/Dok. UGM)

Eduwara.com, JOGJA - Tim Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengelola limbah kelapa sawit sebagai pakan ternak. Dengan potensi mencapai 2 juta ton pertahun, bungkil inti sawit tersebut potensial digunakan sebagai pakan ternak unggas.

Ketua tim peneliti, Zuprizal, menyebut bungkil inti sawit merupakan limbah dari pembuatan minyak inti sawit. 

"Di Indonesia, produksinya cukup tinggi, termasuk kandungan protein kasar di dalamnya yang mencapai 14-19 persen, sehingga potensial dijadikan sebagai pakan ternak," papar Zuprizal saat ‘Fapet Menyapa’ bersama Forum Wartawan Kampus Gadjah Mada (FORTAKGAMA), Jumat (24/1/2025). 

Fapet Menyapa kali ini mengangkat tema ‘Feed Additive pada Pakan Ternak’. Dalam acara tersebut, Zuprizal mepaparkan bahwa dengan produksi pakan tahunan di Indonesia sebanyak kurang lebih 20 juta ton, proporsi optimal penggunaan bungkil inti sawit pada formulasi pakan ayam broiler adalah sebanyak 10 persen, dengan koreksi asam amino esensial dan suplementasi enzim. 

"Maka potensi penggunaan bungkil inti sawit sebagai pakan ayam broiler sekitar 2 juta ton," paparnya.

Zuprizal memberikan gambaran dalam pemanfaatan formulasi pakan ayam broiler sebanyak 10 persen maka bungkil sawit ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan jagung sekitar 9 persen dan bungkil kedelai sekitar 3 persen.

"Jika dimanfaatkan akan ada penghematan apalagi kita tahu bungkil kedelai saat ini masih impor," imbuhnya.

Sementara terkait kandungan serat kasar pada bungkil inti sawit, khususnya pakan yang tinggi perlu disuplementasi enzim dari luar berupa enzim mananase, NSPase, dan protease untuk meningkatkan kecernaan nutrien yang berakibat pada peningkatan produktivitas, kualitas karkas, dan kesehatan saluran cerna dari ayam broiler.

Dalam kesempatan itu, Tim Lab IMT Fapet UGM juga memaparkan beberapa contoh hasil penelitian feed additive (imbuhan pakan) dengan teknologi nano partikel untuk ayam broiler, seperti nano teknologi ekstrak kunyit, nano teknologi ekstrak kapulaga, nano emulsion ekstrak minyak atsiri serai dan ekstrak daun sirsak.