Sekolah Kita
23 April, 2023 05:26 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Katolik (PAK) Tingkat Sekolah Dasar se-Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan workshop penulisan pada Rabu (19/4/2023).
Diikuti 27 guru, mereka ditantang untuk menulis pengalaman mengajar selama masa pandemi Covid-19 kemarin.
Ketua kegiatan Paulus Suhadi, dalam rilis Jumat (21/4/2023), mengatakan latar belakang kegiatan ini didasari para guru memiliki berbagai pengalaman selama masa pandemi.
"Baik ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, pertemuan dengan murid dan orang tua, maupun perubahan metode pembelajaran, ada harapan tetapi juga tantangan," katanya.
Dalam situasi seperti itu, lanjut Paulus Suhardi, para guru dinilai memiliki beragam kisah menarik yang dapat dibagikan melalui tulisan. Workshop penulisan diharapkan dapat menghasilkan kisah-kisah dalam satu buku.
Pengawas Pendidikan Agama Katolik (PAK) Tingkat Sekolah Dasar Bantul, I Wayan Setioka, menegaskan keberhasilan para guru dalam menuangkan pengalaman melalui tulisan akan semakin memaknai nilai-nilai kehidupan pada masa pandemi Covid-19.
"Para guru menuliskan refleksinya, dengan harapan bisa menjadi bahan permenungan, motivasi bagi bagi siapa saja yang membacanya. Kita pasti dapat menghasikan buku berisi pengalaman inspiratif," terangnya.
Momen Berharga
Pengalaman selama pandemi, menurut Wayan Setioka, menjadi momen yang sangat berharga untuk bisa dimaknai secara mendalam, khususnya dalam kaitan tugas para guru di sekolah, dengan segudang tantangan dan harapannya.
Pemateri workshop, C Ismul Cokro mengatakan penuangan pengalaman selama masa pandemi Covid-19 bertujuan untuk semakin menguatkan dukungan pada proses pembelajaran bagi murid.
"Ada guru yang mengalami kesulitan dan berusaha. Ada guru yang tetap teguh memberi pelayanan kepada para murid dengan cara home visit atau kunjungan ke rumah," jelas Ismul Cokro saat menganalisa awal karya tulis peserta.
Baginya, berbagai cerita seperti jarak rumah yang jauh juga menjadi tantangan ternyata tidak mematahkan semangat para guru.
Lebih lanjut, Ismul menyampaikan tentang gaya penulisan, penggunaan dialog dalam kisah, penghematan kata dan kalimat, pemilihan kata, dan konsistensi kata.
Salah satu peserta, Maria Magdalena Mariyam, yang mengajar di SDN Plakaran, Banguntapan, sangat berharap kisah-kisah para guru dapat segera diterbitkan, dipublikasikan dan dibaca khalayak.
Bagikan