Kampus
04 April, 2022 14:29 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan aplikasi Vital Sense untuk memantau tanda vital pasien di rumah selama 24 jam.
Aplikasi Vital Sense yang pengoperasiannya didukung program kecerdasan buatan ini meraih penghargaan Top Five Health Innovation Sprint Accelerator 2022 dari Kementerian Kesehatan pada 24 Maret 2022 lalu.
Aplikasi kesehatan ini dikembangkan dua mahasiswa Wiskara Jatipradresthya dan Kuky Cahya Hamurajib yang keduanya mengambil program spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM. Pengembangan riset mereka dibantu Irwan Taufiqur Rachman, selaku konsultan Fetomaternal RSUP Dr Sardjito.
"Cara kerja alat ini akan memantau kesehatan pasien selama 24 jam penuh dan terhubung dengan pengawasan langsung dan dokter," kata Wiskara, Senin (4/4/2022).
Alat ini diprogram mampu mengkaji sistem peringatan dini dan skor peringatan obstetrik dini yang dimodifikasi untuk menghubungkan dengan rekomendasi arah layanan yang dilanjutkan untuk dituju.
Pengembangan aplikasi berbasis digital ini berangkat dari pengalaman mahasiswa untuk melakukan diagnosa pada pasien berdasarkan dari hasil pencatatan dari monitor alat vital pada tubuh pasien.
"Semua berangkat dari pengalaman kami di pelayanan serta arahan dari guru kami dimana tidak ada hal yang tiba-tiba terjadi, dan pentingnya fungsi pengawasan dalam dunia kesehatan," kata Wiskara.
Ia menjelaskan aplikasi vital sense merupakan inovasi dari fungsi monitor pasien dimana pemantauan tanda tanda vital secara berkelanjutan dan terus menerus dan tercatat dalam waktu 24 jam.
"Dengan Vital Sense kami mendesain bagaimana kami dapat melakukan pengawasan akan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, laju nafas, saturasi, suhu badan, sampai dengan gula darah dan kadar Hb dapat dimonitor secara langsung dan terus menerus ke cloud dengan pengolahan data artificial intelligence sebagai data objektif dalam melengkapi data subjektif dari telemedicine," paparnya
Meski terus dalam pengembangan, pengembangan alat kesehatan ini menurutnya bukan suatu hal yang mudah dan singkat, ada banyak sekali aturan serta persyaratan dalam pengembangannya yang standar dan perlu melewati uji klinis yang sesuai etik penelitian.
"Saat ini kami memasuki tahap penelitian pre klinik untuk terus melakukan validasi hipotesis kami pada pelayanan. Harapannya solusi inovasi Vital Sense terus dapat di kembangkan ketahap lebih lanjut. Besar harapan kami untuk mendapatkan dukungan lebih dari masyarakat dalam tahap-tahap setelahnya sampai diterapkannya nantinya," pungkasnya.
Bagikan