Jelang Pemilu, Pemilih Pemula Perlu Dapat Edukasi Literasi Digital

02 Maret, 2023 15:54 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Bunga NurSY

IMG_8374.JPG
Ajang Sekolah Kebangsaan bertajuk "Tular Nalar" yang digelar Center For Digital Creative Movement Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Kamis (02/03/2023) (Eduwara/K.Setyono )

Eduwara.com, JOGJA – Melalui ajang Sekolah Kebangsaan bertajuk "Tular Nalar", Center For Digital Creative Movement Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berharap generasi milenial yang menjadi pemilih pemula jelang Pemilu 2024 memiliki kecakapan berliterasi digital, tanggap dan tangguh.

Berlangsung pada Kamis (2/3/2023) di Gedung RHA. Soenarjo, ajang yang diikuti 100 mahasiswa dari berbagai kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan hasil kolaborasi dengan Tular Nalar Mafindo, Jaringan Pegiat Literasi Digital wilayah DIY, serta didukung oleh Google.org.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Suka Mochamad Sodik mengapresiasi penyelenggaran Sekolah Kebangsaan Tular Nalar yang dinilainya merupakan kegiatan yang kreatif dalam menghadapi politik digital.

"Di sini perlu literasi digital dan literasi ideologi dengan seimbang. Tidak hanya permasalahan di negara berkembang saja, hal semacam ini juga menjadi permasalahan di negara maju. Jika tidak dikelola dengan baik akan sangat berbahaya,"  ujarnya.

Dirinya juga menekankan masyarakat Indonesia dalam menyongsong Pemilu 2024, perlu siap lebih dini khususnya pemilih pemula dengan menjunjung tinggi rasa toleran, anti kekerasan, keseimbangan atau tawazun.

"Ini seperti komitmen kebangsaan yang perlu dipegang teguh dan telah dijalankan di UIN Sunan Kalijaga. beragama dengan baik tidak akan bisa tumbuh tanpa kesadaran berbangsa yang baik. Keduanya harus beriringan, saling membangun nilai-nilai kemanusiaan, ketertiban dan keadilan, menjadi bagian dari Indonesia dan dunia yang semakin beradab," katanya.

Ketua Center For Digital Creative Movement Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) dan juga dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Diah Ajeng Purwani, menyampaikan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar kali ini membawa tema 'Memangnya Suara Remaja Didengar?'.

"Dimana kita akan fokus pada pada pendidikan literasi digital bagi pemilih pemula menjelang tahun politik 2024.  Melalui ajang ini, kita ingin menyiapkan dan memaparkan sedini mungkin konsep politik demokrasi berkaitan dengan literasi digital bagi pemilih pemula.," jelasnya.

Secara umum tema ini dihadirkan sebagai upaya menghadapi salah satu persoalan menjelang Pemilu, yakni adanya polarisasi politik dan tsunami informasi yang dalam dunia digital. Sehingga perlu disikapi dengan menjadi netizen yang berliterasi digital, tanggap dan tangguh.

Koordinator fasilitator kegiatan ini, Yanti Dwi Astuti, menyatakan ajang ini penting menyambut pesta demokrasi tahun depan.

Yanti kemudian menjelaskan kondisi dimana menjelang Pemilu nanti suara remaja haruskah didengar?

"Jawabannya tentu saja perlu. Kita punya hak untuk memberikan suara. Tapi belakangan teknologi digital semakin dinamis, banyak permasalahan yang muncul salah satunya adalah informasi yang keliru, hoaks, dan disinformasi. Untuk itu supaya bisa memfilter informasi yang sesuai dengan fakta maka teman-teman sangat tepat untuk ikut di sekolah kebangsaan," ungkapnya.

Terdapat 9 fasilitator yang memandu jalannya kegiatan yakni Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga antara lain. Yanti Dwi Astuti, Diah Ajeng Purwani, Rahmah Attaymini, Fajar Iqbal, Ui Ardaninggar Luhtitianti, dan Alip Kunandar, Rila Setyaningsih (Dosen Mercubuana), Popi Andiyansari (Dosen UTY), dan Mohammad Solihin (Respati).

Pihaknya berharap pemilih pemula tidak menyia-nyiakan hak suara mereka dalam pemilu tahun 2024 sebagai wadah demokrasi. Melalui Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini, diharapkan untuk peserta mengetahui peran penting pemilih pemula.