Gagasan
08 Desember, 2022 04:59 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA – Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) segera menggelar Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan bagi pendidik madrasah. Program tersebut akan diakselerasi pelaksanaannya mulai tahun 2023.
"Akselerasi PPG Prajabatan bagi pendidik madrasah ditargetkan untuk mencetak guru moderat, inovatif, dan inspiratif. Kami mengenalkannya sebagai guru MODIIS," terang Direktur GTK Madrasah, M. Zain seperti dilansir Eduwara.com, Rabu (7/12/2012), dari laman Kementerian Agama.
Menurut Zain, akselerasi itu sudah melalui kajian dalam proses diklat kepemimpinan nasional. Zain menjadikan program tersebut sebagai proyek perubahan yang menjadi usaha dalam rangka mencetak new teacher.
"Akselerasi PPG Prajabatan akan menjadi ikhtiar mencetak new teacher atau guru baru yang profesional dan moderat serta digital mindset dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menjawab persoalan-persoalan kekinian," papar dia.
Kehadiran new teacher, sambung dia, menyapa generasi milenial yang memiliki ketangkasan global. Keberadaan new teacher juga penting untuk merespon tantangan era industri 4.0 dan era disrupsi.
Hal tersebut karena dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan budaya digital kian tak terbendung. Segala aspek kehidupan masyarakat pun berangsur-angsur bertransformasi mengikuti arus tersebut, tak terkecuali guru, generasi muda yang akrab disebut generasi milenial atau Gen Z.
"Dalam genggaman mereka, berbagai informasi, mulai dari teks, video hingga permainan dengan mudah didapatkan, tak lain melalui media smartphone dan perangkat digital lainnya," jelas dia.
Era sekarang ini, kata Zain, ditandai dengan masuknya disrupsi dan goncangan pada seluruh aspek kehidupan, dunia ekonomi, politik dan juga dunia pendidikan. Oleh perkembangan zaman yang demikian, tak dapat dipungkiri generasi muda, tak terkecuali siswa-siswi madrasah memiliki cara pandang, sikap dan ekspektasi satu langkah di depan generasi sebelumnya.
"Kondisi ini tentu menuntut guru untuk terus melakukan pengembangan kompetensi diri dalam merespon era digital. Guru harus meningkatkan digital skill dan ilmu yang adaptif dalam merespon zaman," tegas dia.
Tantangan lain adalah masuknya era Volatility Uncertainty Complexity dan Ambiguity (VUCA) dan Post Truth yang ditandai dengan derasnya arus informasi di ruang digital dan tidak jarang mengandung informasi palsu atau hoaks dan hate speech atau ujaran kebenciaan. Termasuk di dalamnya, penyebaran paham transnasional dan intoleran yang bertentangan dengan paham Pancasila seperti ekstrimisme, bahkan terorisme.
Pelaksanaan PPG Prajabatan dinilai sebagai proyek perubahan yang dihadirkan untuk mencetak guru profesional, moderat, inovatif dan inspiratif.
"Kami ingin mencetak guru profesional dan berpaham moderat. Mereka memiliki attitude dan integritas, knowledge serta skill digital untuk terus berinovasi dalam menghadirkan pembelajaran berkualitas menyapa pencerdasan anak bangsa," tandas dia. (K. Setia Widodo/*)
Bagikan