Sekolah Kita
04 Januari, 2022 13:02 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Riyanta
Eduwara.com, SOLO—Hujan turun di awal tahun sore itu. Air hujan menggenangi jalan, tak terkecuali kompleks Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti, Jurug, Solo. Bagi sebagian orang, hujan menurunkan semangat dalam beraktivitas, namun tidak bagi sekelompok pemuda yang sedang membersamai anak-anak di Rumah Lentera yang berada di depan kompleks makam pahlawan itu.
Semangat mereka dalam berbagi pengetahuan menjadikan menular kepada anak-anak penghuni Rumah Lentera. Anak-anak terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka ceria, tertawa, berlarian ke sana kemari. Tidak ada yang terlihat murung di wajah mereka. Semua senang dan asyik mengikuti kegiatan yang diadakan sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Yuk Belajar Seni.
Dalam kegiatan tersebut, sesuai arah gerak mereka yaitu mengenalkan seni kepada anak. Mereka mengajak anak-anak penghuni Rumah Lentera membuat kerajinan. Anak-anak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama yang semuanya laki-laki membuat lukisan di kertas dengan cat air. Kelompok kedua yang beranggotakan perempuan membuat hiasan dinding dan pintu.
Menurut koordinator komunitas, Ridya Khoirunnisa kegiatan tersebut merupakan proyek terbaru dari Komunitas Yuk Belajar Seni. Proyek tersebut merupakan kolaborasi dengan Komunitas Sahabat Lentera.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Komunitas Sahabat Lentera. Jadi kami setiap Sabtu datang mengajar di Rumah Lentera. Rumah Lentera ini rumah singgah anak-anak yang terkena HIV/AIDS dari beberapa daerah. Karena Komunitas Sahabat Lentera lebih fokus kepada akademik, maka kami diberi bagian di keseniannya,” kata dia saat diwawancarai Eduwara.com setelah kegiatan selesai.
Ridya menambahkan setiap materi yang disampaikan kepada anak-anak disesuaikan dengan kelas mereka. Misalnya materi yang disampaikan untuk usia TK dan sekolah dasar (SD) kelas I-III berbeda dengan SD kelas IV-VI dan SMP. Dalam memberi materi, mereka tidak bisa memaksa anak-anak untuk ikut.
“Kami mengajak anak-anak yang memang mau belajar. Kalau banyak yang tidak mau ya tidak apa-apa, karena kami fleksibel dengan mengikuti mood-nya anak. Misalnya hari ini mereka semua tidak mood padahal kami sudah telanjur datang, ya tidak masalah. Jadi tidak mengharuskan anak-anak mau dan bisa,” jelas dia.
Salah seorang anak penghuni Rumah Lentera, Rendi pada kegiatan tersebut belajar mencampurkan warna dan melukis menggunakan daun. Anak itu melukis bunga kemudian membuat tulisan “Selamat Tahun Baru” dan “Yayasan Rumah Lentera”.
Selain kegiatan tersebut, Komunitas Yuk Belajar Seni sudah melaksakan dua proyek yaitu reguler dan besar sejak tahun 2018. Proyek pertama reguler biasanya dilaksanakan maksimal dua hari misalnya di panti asuhan atau taman baca daerah kota Solo. Adapun proyek besar biasanya dilakukan di desa atau sekolah dasar yang lokasinya di daerah tertinggal di wilayah Soloraya dengan waktu sekitar lima hari.
”Harapannya komunitas ini punya desa binaan dan bisa menjadi yayasan sehingga bisa memperbanyak program. Kami berjalan kurang lebih tiga tahun dan tiga angkatan ya jadinya pelan-pelanlah,” harap Ridya yang juga alumnus Prodi Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia, ISI Solo itu. (K. Setia Widodo)
Bagikan