Muhammadiyah Tetap Berkontribusi pada Kemajuan Pendidikan dan Kesehatan Indonesia

04 Oktober, 2024 21:02 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

04102024-UMY asrama mahasiswa.jpg
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut pendidikan holistik sejalan dengan konsep pendidikan Indonesia yang menanamkan nilai-nilai karakter berbasis keimanan, ketakwaan dan berakhlak mulia. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – PP Muhammadiyah menegaskan akan tetap berkontribusi pada kemajuan pendidikan dan kesehatan Indonesia yang saat ini sangat jauh tertinggal di ASEAN. Kehadiran berbagai fasilitas pendidikan di lingkungan Muhammadiyah diharapkan dibarengi dengan pendidikan holistik.

Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut pendidikan holistik itu sejalan dengan konsep pendidikan Indonesia yang menanamkan nilai-nilai karakter berbasis keimanan, ketakwaan dan berakhlak mulia.

“Nilai-nilai karakter ini sangat penting untuk Indonesia ke depan, di mana Muhammadiyah ingin melahirkan generasi yang berpendidikan agama, Pancasila dan kebudayaan luhur,” kata Haedar Nashir di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (4/10/2024).

Dengan pendidikan holistik, generasi maupun kader Muhammadiyah diharapkan cerdas, berilmu, berkeahlian dan bisa berdiaspora memerankan kehidupan di level nasional maupun global.

“Tapi tidak lupa juga berkontribusi pada level dan kehidupan lokal lingkungannya. Melanglang buana tapi tetap berpijak di bumi sendiri dan ini yang sekarang kurang dan kita akan perhatikan itu,” katanya.

Haedar menegaskan saat ini problem terberat yang dihadapi Indonesia adalah di bidang pendidikan dan kesehatan. Dipaparkannya, indeks pembangunan sumber daya manusia Indonesia dan daya saingnya jauh di bawah tujuh negara ASEAN. Tingkat kecerdasan manusia Indonesia di bawah angka 78,09.

“Kondisi ini sangat terkait dengan problem kesehatan yang masih rendah seperti stunting dan sebagaimana lainnya sehingga pendidikan dan kesehatan ini harus menjadi perhatian bersama dan strategis untuk Indonesia Emas,” paparnya.

Karenanya, lanjut Haedar, Muhammadiyah pada kedua bidang tersebut sepenuhnya ingin berkontribusi. Salah satunya dengan menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan, menjadi role model untuk membangun bangsa serta negara yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Asrama Mahasiswa

Di UMY, Haedar meresmikan dua gedung asrama, yaitu ‘UMY Student Dormitory’ dan ‘Djarnawi Hadikusuma’. Kedua gedung ini dibangun sebagai komitmen UMY menunjang kebutuhan fasilitas pendidikan, sekaligus menjadi komitmen universitas terhadap kesejahteraan para mahasiswa.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMY Gunawan Budiyanto memaparkan dengan kehadiran dua gedung baru tersebut, pihaknya ingin menawarkan tempat tinggal yang tidak hanya sekadar memiliki ruang tidur namun juga program yang mungkin tidak banyak diajarkan di ruang kelas, seperti kapasitas public speaking, kepemimpinan, kerja sama, hingga keagamaan.

“Ini sekaligus menjadi bentuk tanggung jawab kami untuk mempersiapkan generasi di masa depan yang memiliki kompetensi yang mumpuni,” ujarnya.

Berlokasi di kompleks kampus terpadu UMY, gedung asrama tersebut memiliki sekitar 580 kamar dengan dua penghuni per kamarnya. UMY Student Dormitory memiliki beragam meeting room, ballroom hingga ruang komunal seperti coffee shop dan area komersial, menjadikan gedung setinggi 54 meter ini salah satu pusat aktivitas mahasiswa.

Sebagian dari seluruh kamar tersebut memiliki fitur khusus bagi penyandang disabilitas, sebagai bentuk perhatian terhadap lingkungan universitas yang inklusif dan mengakomodasi segala kebutuhan mahasiswanya.