Pacu Layanan Pendidikan Bagi Disabilitas, UNS Kembangkan Inclusion Metric

18 Agustus, 2022 14:35 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Bunga NurSY

IMG_20220817_133349.jpg
Pacu Layanan Pendidikan Bagi Disabilitas, UNS Kembangkan Inclusion Metric (Eduwara/ K. Setia Widodo)

Eduwara.com, SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meningkatkan kesempatan dan pelayanan pendidikan bagi penyandang disabilitas dengan meluncurkan UNS Inclusion Metric, Rabu (17/8/2022). 

Peluncuran tersebut diselenggarakan selepas upacara bendera HUT Kemerdekaan Indonesia.

“Khusus pada siang hari ini, juga akan meluncurkan UNS Inclusion Metric sebagai perguruan tinggi yang mempunyai keberpihakan kepada kaum difabel. Ini adalah pemeringkatan untuk tingkat internasional,” kata Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho dalam sambutannya.

Menurut pantauan Eduwara.com, terlihat mahasiswa-mahasiswa baru penyandang disabilitas juga hadir dalam peluncuran tersebut. Mereka diberi kesempatan untuk mendekat untuk menyimak sambutan rektor melalui salah seorang translator.

Ketua Pusat Studi Disabilitas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PSD LPPM) UNS Solo Munawwir Yusuf menuturkan program tersebut berangkat dari UU Nomor 8 Tahun 2016. Undang-undang tersebut mengamanatkan, setiap warga negara termasuk penyandang disabiltas berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan.

“Di perguruan tinggi, semuanya belum memberikan kesempatan untuk bisa menampung, menerima, dan melayani mahasiswa disabilitas. Karena itu, kami mendorong dengan menerbitkan indeks kampus inklusif yang ramah disabilitas,” jelas dia ketika diwawancarai Eduwara.com, Rabu (17/8/2022) di sela-sela peluncuran.

Melalui indeks tersebut, sambung dia, bisa diukur sejauh mana setiap perguruan tinggi telah mulai dan/atau melaksanakn layanan, menyediakan fasilitas pendukung, serta meberikan kesempatan yang luas bagi mahasiwa penyandang disabilitas untuk belajar di perguruan tinggi.

UNS Inclusion Metric juga bisa untuk pengukuran yang bisa dijadikan pemeringkatan perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Setiap tahun pihaknya berharap bisa digunakan untuk mengukur perguruan tinggi yang berminat mengikuti pemeringkatan. Hal itu mengingat tidak semua perguruan tinggi mengikutinya.

“Kita tahu bahwa sekarang, setiap perguruan tinggi diukur secara internasional berdasarkan pemeringkatan dari berbagai aspek. Misalnya UI Green Metric yang mengukur tentang tingkat kampus hijau. Oleh karean itu, kami kembangkan UNS Inclusion Metric untuk mengukur tingkat inklusifitas perguran tinggi di Indonesia dan dunia secara bertahap,” ungkap dia.

Munawwir menambahkan, UNS Inclusion Metric merupakan pengembangan berbagai pihak dengan tiga tahun persiapan. Persiapan meliputi riset, uji coba, revisi, uji coba kembali, dan juga pernah dilombakan kepada masing-masing fakultas di UNS Solo. Kemudian dibuat hak cipta, dipatenkan secara sederhana, sampai dilaksanakan peluncuran.

Sementara itu, di UNS Solo setiap tahun sudah membuka jalur mandiri pendaftaran mahasiswa penyandang disabilitas. Dengan demikian, menurut Munawwir hal itu sudah memberikan ruang bagi setiap calon mahasiswa penyandang disabilitas.

Setiap tahunnya, rata-rata ada 50 sampai 60 calon mahasiwa baru penyandang disabilitas. Kemudian melalui proses seleksi mandiri, diterima sekitar 15 mahasiswa hingga 20 mahasiswa. Sekarang ini, UNS melayani 63 mahasiwa penyandang disabilitas yang tersebar di berbagai fakultas.

“Untuk memberikan kelancaran dalam perkuliahan, kami sediakan pendamping mahasiswa yang diberi nama Relawan Mahasiwa untuk Penyandang Disabilitas. Selain itu, kami juga mengondisikan lingkungan kampus secara bertahap agar faslitas-fasilitas yang ada bisa aksesibel untuk penyandang disabilitas” pungkas dia. (K. Setia Widodo)