Sekolah Kita
12 Januari, 2022 14:39 WIB
Penulis:M. Diky Praditia
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, SOLO—Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SMA Negeri 1 Solo diwarnai kendala untuk menerapkan jaga jarak dan siswa yang harus beradaptasi lagi dengan situasi belajar di sekolah.
SMAN 1 Solo telah memulai PTM 100 persen pada Senin (10/01/2022). Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA 1 Solo Imron.
"Iya, SMAN 1 Solo ini mulai PTM sejak Senin ini, tapi dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Imron saat ditemui Eduwara.com di kantornya, Senin (10/1/2022).
Imron mengungkapkan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri Tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, pihaknya telah membuat kebijakan seluruh peserta didik masuk waktu yang sama.
"Maksudnya, siswa tidak lagi masuk ke sekolah secara bergantian. Tidak menggunakan sistem sif, melainkan sudah normal seperti sebelum pandemi," ungkap dia.
Hanya saja, tutur Imron, sekolah hanya melaksanakan PTM 100 persen sampai dengan pukul 11.00 WIB, sesuai dengan instruksi pemerintah yang mengizinkan PTM 100 persen dilaksanakan maksimal selama enam jam pelajaran.
"Siswa masuk pukul 07.00 sampai pukul 11.00 WIB. Setiap satu jam pelajaran durasinya hanya 25 menit, sehingga semua mata pelajaran bisa diajarkan meskipun dengan durasi yang cukup pendek. Hal itu bertujuan agar tidak ada yang dirugikan tiap-tiap mata pelajaran," terang Imron.
Menurut Imron, selama di sekolah siswa hanya beristirahat selama 15 menit. Sekolah mengimbau siswa agar membawa bekal dari rumah karena kantin sekolah belum diizinkan dibuka.
Imron menambahkan, ada kendala mengenai jaga jarak ketika PTM berlangsung. Hal tersebut karena ruang kelas yang terbatas dan meja kelas berbentuk segi panjang. Siswa diminta menjaga diri sebisa mungkin agar tetap menjaga jarak dengan temannya.
"Jangan sampai menciptakan kerumunan, Istilahnya jangan untel-untelan. Maka nanti pihak sekolah akan membentuk Satgas Covid-19 dari siswa. Tiap kelas ada Satgasnya. Tugasnya mengawasi teman kelasnya agar tetap menerapkan prokes," turur Waka Kesiswaan itu.
Salah satu upaya sekolah adalah siswa tidak diperbolehkan berpindah-pindah tempat duduk. Untuk saat ini pengawasan kelas ada di bawah wali kelas masing-masing. Jadi wali kelas bertanggung jawab atas anak yang diampunya agar tertib prokes.
Selain kendala jaga jarak, menurut Imron siswa terlihat mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Siswa menjadi banyak diam, cenderung pasif. Beberapa siswa juga lebih mudah mengantuk.
"Mungkin siswa cukup kaget. Selama ini kan mereka belajar di rumah bisa sambil makan, tidur, nyantai. Kemudian tiba-tiba mereka harus berangkat ke sekolah, pasti ada semacam jetlag. Jadi bisa dimaklumi," jelas Imron sembari tertawa.
Sebelumnya, sekolah sudah mengadakan sosialisasi kepada orang tua siswa dan siswa mengenai PTM 100 persen Sejauh ini orang tua siswa tidak ada yang menolak PTM 100 persen. Justru banyak orang tua yang mendukung kebijakan tersebut. (M. Diky Praditia)
Bagikan