Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO— Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri Tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen tidak berpengaruh signifikan terhadap SMA Al Muayyad Solo. Pasalnya, SMA tersebut sudah melaksanakan PTM sebelum SKB Empat Menteri itu terbit.
Kepala sekolah SMA Al Muayyad Suranto menyampaikan, sekolahnya sudah melakukan PTM 100 persen sejak Pondok Pesantren Al Muayyad mengizinkan santrinya kembali ke pondok pada 2021 lalu. Diketahui, SMA Al Muayyad merupakan bagian dari Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo, sehingga kegiatan SMA dengan kegiatan pondok pesantren terintegrasi.
"Santri memang sempat melaksanakan pembelajaran secara daring cukup lama. Namun, sejak tahun lalu pondok pesantren sudah membuka diri agar santri bisa kembali belajar di pesantren," terang Suranto saat ditemui Eduwara.com di kantor kepala sekolah, Senin (10/1/2022).
Hal itu menurut kepala sekolah, karena banyak orang tua yang mengeluhkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan oleh para santri. Kegiatan belajar santri terganggu dan cenderung tidak efektif, sehingga orang tua banyak yang mendesak pondok pesantren agar santri bisa segera belajar secara luring.
Suratno menjelaskan, jika sekolahnya tidak segera melaksanakan PTM 100 persen, sementara pondok pesantren sudah ada santrinya, santri akan terlalu banyak waktu luangnya. "Eman-eman kalo anak-anak sudah di pondok tapi tidak kunjung PTM 100 persen" ucap dia.
Meskipun demikian, sebelum santri kembali masuk pesantren, pihak pesantren sudah mempersiapkan segala hal yang diperlukan, seperti pembentukan Satgas Covid-19, perizinan kepada RT/RW dan desa. "Bahkan kalau saja RT tidak mengizinkan, ya pesantren tidak akan melaksanakan PTM," ungkapnya.
Sementara itu, Satgas Covid-19 SMA Al Muayyad Lusi menguraikan sebelum santri masuk ke pesantren, mereka diwajibkan tes usap antigen terlebih dahulu dan memiliki surat keterangan sehat dari dokter.
Kemudian, sebelum berangkat ke pondok, santri harus isolasi mandiri selama tujuh hari. Para santri dipastikan tidak ada gejala mengidap virus Covid-19. Pun ketika mereka sudah sampai di pondok, santri dikarantina terlebih dahulu selama satu sampai dua minggu.
Pihak pesantren juga telah melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait mulai dari RT, Puskesmas terdekat, Satgas Covid-19 Kota Solo, sampai Dinas Pendidikan. Selain itu, pesantren juga melakukan simulasi PTM terlebih dahulu.
“Selama di pondok pesantren, santri tidak diizinkan keluar. Kebutuhan sehari-hari mereka sebisa mungkin disediakan oleh pohak pondok pesantren, seperti makan, minum, termasuk masker untuk para santri,” kata Lusi yang juga guru SMA Al Muayyad itu. (M. Diky Praditia)