Sekolah Kita
27 Desember, 2021 18:30 WIB
Penulis:Bhakti Hariani
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, DEPOK – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Nuroji meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengalokasikan anggaran untuk penyediaan sarana kebersihan dan sanitasi untuk menjalankan penerapan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran virus corona, sejalan dengan kewajiban penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas pada tahun 2022.
Nuroji mengatakan, dirinya menyetujui agar penerapan PTM Terbatas wajib dilakukan pada 2022. Hal ini bertujuan untuk mencegah learning loss yang bisa berdampak serius terhadap perkembangan akademik dan non akademik seorang anak.
Namun demikian, penerapan PTM Terbatas juga memerlukan dukungan dari pemerintah terkait penyediaan sarana kebersihan di sekolah, seperti misalnya untuk membuat tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, penyediaan hand sanitizer, dan penyediaan masker.
“Ini butuh anggaran. Tolong jangan hanya memerintahkan saja tapi juga bantu ke bawah untuk pengadaannya, terutama bagi sekolah swasta yang tidak mampu. Ini banyak sekali di seluruh Indonesia,” ujar Nuroji kepada Eduwara.com, Senin (27/12/2021) usai kegiatan reses di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok, Jawa Barat.
Jika sekolah negeri bisa memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pengadaan sarana kebersihan, dimana ada izin yang telah diberikan, lanjut Nuroji, maka hal yang sulit dialami sekolah swasta apalagi sekolah swasta yang di dalamnya malah banyak memiliki siswa tidak mampu. Padahal, pentingnya pencegahan penyebaran virus corona dimulai dari menerapkan protokol kesehatan dimana salah satunya adalah dengan cara mencuci tangan dengan sabun.
“Sediakan budget-nya untuk sekolah swasta. Jangan mereka dibiarkan begitu saja dan berusaha sendiri. Tolong diperhatikan untuk dibantu juga. Banyak sekolah swasta yang masih sangat kekurangan terkait anggaran,” papar Nuroji.
PTM Terbatas, ditegaskan Nuroji, wajib untuk kembali diadakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Karena, pendidikan tidak semuanya bisa dilakukan secara daring.
“Banyak yang tidak bisa dilakukan secara daring. Seperti untuk pendidikan karakter siswa, itu kita harus lihat langsung, kita bimbing, kita arahkan. Ini akan sulit dilakukan jka terus menerus kita belajar secara daring,” kata anggota DPR RI dari Partai Gerindra ini.
Bagikan