Kampus
03 Februari, 2022 22:04 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA -- Terlibat dalam program 'Kampus Merdeka', mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mendorong kelahiran program penggilingan padi keliling (rice milling unit/MCU) bagi masyarakat Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Program ini diinisiasi oleh Aulia Nishful Laila, mahasiswa program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Aulia tergabung dalam program yang digagas Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, serta Kementerian Agama.
"Saya ditempatkan di Kalimantan Selatan. Tugas saya melakukan verifikasi dan validasi (verval) data bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Aluh-Aluh," katanya lewat rilis, Kamis (3/2/2022).
Aulia harus mendatangi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melewati jalanan berbatu atau berlumpur bahkan terendam banjir. Wilayah Kecamatan Aluh-Aluh merupakan perairan, sehingga untuk berpindah dari satu desa ke desa lain terkadang menggunakan perahu air atau biasa disebut 'klotok'.
"Sembari verifikasi dan validasi data saya mengamati kondisi lingkungan guna mengidentifikasi permasalahan. Ada dua permasalahan krusial yang perlu segera ditangani, yaitu rendahnya angka vaksinasi serta sulitnya akses untuk menggilingkan padi," jelasnya.
Sebagai kabupaten yang dikenal lumbung padi untuk wilayah Kalimantan Selatan, di Kabupaten Banjar masih ada beberapa wilayah yang kesulitan mengakses proses penggilingan padi. Bersama kelompoknya, Aulia mengusulkan program 'Pengembangan Usaha Tani Melalui Pengadaan Rice Milling Unit (RMU) Keliling bagi KPM di Kecamatan Aluh-Aluh.
Diharapkan lewat program ini para KPM tidak kebingungan dalam mengakses pengilingan padi. Selain itu, keberadaan mesin penggiling padi keliling dapat meningkatkan angka graduasi mandiri para KPM.
Tugas lain Aulia terkait pelaksanaan team based project berupa sosialisasi vaksin kepada para KPM. Sosialisasi program vaksinasi dilakukan Aulia hingga ke rumah agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya vaksin.
"Masyarakat di sini masih takut untuk divaksin sehingga metode yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan karakteristik masyarakat setempat," tuturnya.
Aulia mengaku keikutsertaannya dalam program ini sangat bermanfaat bagi dirinya. Selain dapat merasakan kehidupan di tempat yang berbeda dengan di Jawa, ia dapat mendengar langsung keinginan masyarakat setempat.
Bagikan