Siap Sambut Pembelajaran Tatap Muka, SMA Muhammadiyah Depok Sapu Bersih Vaksinasi

24 Desember, 2021 15:57 WIB

Penulis:Bhakti Hariani

Editor:Bunga NurSY

Ali Wartadinata.jpg
Humas SMA Muhammadiyah 4 Depok Ali Wartadinata (Istimewa)

Eduwara.com, DEPOK – SMA Muhammadiyah 4 Depok, Jawa Barat ,menyambut baik adanya Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri terkait kewajiban Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.  SMA Muhammadiyah 4 juga sudah menyiapkan diri untuk pelaksanan wajib PTM terbatas ini.

Hal ini diungkapkan oleh Humas SMA Muhammadiyah 4 Depok Ali Wartadinata kepada Eduwara.com, Jumat (24/12/2021). Dikatakan Ali, dalam SKB tersebut juga mengatur sejumlah kelonggaran yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah termasuk tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

“Dalam SKB ini banyak kelonggaran, lebih terbuka. Apalagi kegiatan ekstrakurikuler juga diperbolehkan dengan tetap menaati protokol kesehatan. Kami tentu menyambut baik hal ini,” ujar Ali.

Dikatakan dia, para siswa di SMA Muhammadiyah 4 sudah tak sabar untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler seperti tari-tarian. “Siswa rindu untuk kembali latihan menari secara nyata di sekolah bersama teman-teman, tidak hanya menari di rumah di depan video ponsel. Rasanya sangat berbeda. Kami tentu tetap mengutamakan protokol kesehatan saat siswa melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler,” tutur Ali.

Segenap tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Muhammadiyah 4, lanjut Ali, juga sudah mendapatkan vaksinasi. “Sudah sejak April 2021, kami semua sudah divaksin Covid-19 dua dosis,” kata Ali.

Pun demikian dengan para siswa, diungkap Ali, sekolah bersama dengan Polsek setempat telah melakukan sapu bersih vaksinasi bagi para siswa. “Kami bekerjasama dengan polsek untuk sapu bersih siswa yang belum mendapatkan vaksinasi. Alhamdulillah, respon siswa pun antusias untuk mengikuti vaksinasi,” ujar Ali.

Adanya SKB empat menteri dan kewajiban PTM terbatas ini menurut Ali adalah sebagai ikhtiar kebaikan di masa mendatang. Pembelajaran tatap muka, lanjut Ali, tak bisa digantikan sepenuhnya dengan belajar secara daring.

“Dengan pembelajaran tatap muka, guru mengetahui langsung perkembangan siswa. Apalagi tak semua orang tua memiliki kapasitas untuk mampu melaksanakan pembelajaran daring bagi anak-anaknya di rumah. Jadi, ya, tetap, pembelajaran tatap muka efektivitasnya tidak bisa tergantikan dengan pembelajaran secara daring,” papar Ali.

Dia berharap seluruh pihak konsisten menerapkan protokol kesehatan tak terkecuali kepada orang tua siswa dan siswa itu sendiri. “Di sekolah sudah sangat ketat, tapi kadang di lingkungan luar sangat sangat longgar. Banyak kerumunan, lalai menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah daerah juga harus terlibat jika melihat banyak kerumunan anak sekolah di jalan di suatu daerah. Bisa dibubarkan agar mereka tidak nongkrong-nongkrong di jalanan mengingat pandemi Covid-19 ini masih ada,” pungkas Ali.