Sekolah Kita
19 November, 2021 14:00 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA—Teknologi dan materi pembelajaran yang relevan dengan kondisi sumber daya masing-masing institusi menjadi salah satu kunci pengembangan sektor pendidikan Indonesia setelah terdampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mengatakan kebutuhan teknologi pembelajaran dan metode pengembangan pembelajaran di masing-masing sekolah dan satuan pendidikan berbeda-beda.
“Sekolah yang minim sumber daya manusianya, dengan sekolah yang mampu secara sumber daya manusianya tentu membutuhkan metode pengembangan pembelajaran yang berbeda,” katanya dalam siaran pers Kemendikbudristek, Kamis (18/11/ 2021).
Hal itu yang melatarbelakangi Kemendikbudristek melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) selaku Instansi Pembina Teknis Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (JF–PTP) kembali menggelar Simposium Regional Pengembang Teknologi Pembelajaran Tahun 2021, secara hybrid, pada 18 – 20 November 2021.
Di sela acara itu, Suharti meminta para PTP untuk membantu pemerintah dengan menyiapkan teknologi pembelajaran termasuk materi pembelajaran yang semakin relevan dan mudah diterapkan.
Dia melanjutkan, akibat pandemi Covid-19, kata Suharti, banyak peserta didik yang mengalami learning loss sehingga diperlukan perbaikan baik itu dari teknologi pembelajarannya maupun metode pengembangan pembelajaran agar peserta didik bisa belajar dengan lebih baik lagi.
Untuk itu, kata Surhati, diperlukan rancangan model pembelajaran yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikatif (TIK).
“Di sinilah peran Instansi Pembina untuk terus mendorong agar para PTP dapat berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan sumber daya, sehingga senantiasa hadir sebagai solusi permasalahan pembelajaran melalui aspek teknologi,” ujar Suharti.
Mengusung tema Serentak Bergerak Berkolaborasi Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul, simposium ini bertujuan untuk saling tukar pengetahuan, berbagi informasi, pengalaman, serta wawasan di antara para ahli dan praktisi terkait teknologi pembelajaran.
Kepala Pusdatin M. Hasan Chabibie menyampaikan beberapa hal yang didiskusikan pada simposium ini yaitu perkembangan teknologi pembelajaran, hasil kajian, gagasan serta analisis di bidang pengembangan teknologi pembelajaran.
“Dengan demikian, hal itu dapat meningkatkan peran PTP dalam menyiapkan serta menghasilkan karya-karya inovatif khususnya di era pandemi dalam mewujudkan pembelajaran yang berdaya saing,” ujar M. Hasan Chabibie.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Pusdatin Purwanto melaporkan, simposium kali ini tidak hanya diikuti oleh PTP Kemendikbudristek, melainkan PTP dari lintas Kementerian yang berjumlah 61 Kementerian/Lembaga.
Di samping itu, hadir juga dari berbagai kalangan yaitu guru, dosen, peneliti, pemerhati di bidang teknologi pembelajaran, serta pemangku kepentingan lainnya.
Jumlah peserta yang mengikuti simposium ini sebanyak 120 peserta yang hadir secara luring dan 400 peserta secara daring.
“Kita berharap simposium ini bisa dijadikan loncatan dalam pengembangan teknologi pembelajaran sehingga para peserta didik yang melakukan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi ini tidak banyak yang mengalami learning loss, malah akan semakin cepat belajar dengan adanya teknologi,” ujar Purwanto.
Bagikan