Bisnis
19 November, 2021 16:57 WIB
Penulis:Bunga NurSY
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JAKARTA— Terobosan pemanfaatan teknologi informasi di sektor pendidikan dan kesehatan bakal menjadi salah satu penopang perekonomian digital Indonesia.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan perkembangan ekonomi digital di dua sektor tersebut, bersama dengan dagang-el (e-commerce), bakal melejit hingga 2030.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bakal menjadi alat yang menerobos berbagai hambatan dan tantangan yang ada.
“Misalnya, hari ini kita terima siswa SD sebanyak 25 juta anak, sementara yang lulus SMA hanya 10 juta. Ada loss 15 juta di situ. Di sini lah teknologi pendidikan sangat penting [perannya],” katanya di sela acara Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus 2021, Jumat (19/11/ 2021).
Dia menambahkan, hal yang sama juga terjadi di sektor kesehatan, dimana satu dokter yang baru lulus ibaratnya langsung menanggung 600 pasien. Maka dari itu, perkembangan teknologi bakal memberikan kemudahan sehingga tenaga kesehatan bisa lebih cepat dan akurat dalam memberikan pelayanan.
Acara Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus 2021 dimotori oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang berlangsung pada 18—19 November 2021 di Jakarta.
Ketua Umum Hipmi Mardani Maming mengatakan acara ini bertujuan untuk memacu pengusaha muda untuk terus mengembangkan diri.
“Melalui kegiatan ini, saya berharap semakin banyak entrepreneur muda dan pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan bisnisnya.”
Dalam rangkaian kegiatan itu, diadakan pula kompetisi ide dan inovasi para entrepreneur muda dimana para pemenangnya mendapatkan kesepakatan investasi dan komitmen dari PT Maming 69 dan investor lain.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara yang sama mengatakan potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar, namun investasi terbesarnya kebanyakan masih dari pihak asing.
“Maka dari itu, kami dari pemerintah tengah menyiapkan Merah Putih Fund, yang semoga bisa diluncurkan pertengahan Desember ini,” ujarnya.
Dia menegaskan, Merah Putih Fund memiliki tiga benang merah yakni pendirinya orang Indonesia, perusahaannya beroperasi di Indonesia, dan perusahaannya go public (melantai di bursa) di Indonesia bukan Singapura.
Bagikan