Tes Masuk PTN Diubah, Guru SMA di Yogyakarta Menunggu Arahan Pusat

08 September, 2022 15:56 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Bunga NurSY

boy-3653385__480.webp
Ilustrasi tes (Pixabay.com)

Eduwara.com, JOGJA – Sempat memunculkan keresahan di siswanya, para guru SMAN di Kota Yogyakarta memutuskan menunggu keterangan resmi mengenai skema masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang telah diubah.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 3 Yogyakarta Supriyana melalui pesan tertulis menyebut pasca pengumuman adanya perubahan skema masuk PTN oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim pada Rabu (6/9/2022) muncul keresahan di kalangan siswa, khususnya kelas XII.

"Para siswa tadi sempat resah dengan model penerimaan mahasiswa baru PTN yang disampaikan Mas Menteri. Bagi kami, yang terpenting sekarang adalah menenangkan mereka," kata Supriyana atau dipanggil Nana pada Kamis (7/9/2022).

Pihak sekolah kedepannya masih menunggu kebijakan resmi dari perguruan tinggi maupun Lembaga Pelaksana Masuk Perguruan Tinggi (LPMPT). Jika nantinya sudah ada keputusan resmi, pihak sekolah akan mensosialisasikan segera.

"Kami akan mengundang panitia ujian masuk PTN untuk sosialisasi hal tersebut. Ini kan baru kebijakan Menteri, sedang perguruan tinggi masih harus menerjemahkan kebijakan tersebut. Jadi teknis di lapangan seperti apa, kami menunggu," lanjut Nana.

Eduwara.com mencoba menghubungi pihak Rektorat Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Hingga berita ini diturunkan, hanya Ketua Admisi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UNY Setyo Raharja yang mengangkat telepon.

Dirinya mengaku sementara mengaku belum mendapatkan arahan terkait dengan kebijakan baru tersebut. Dia meminta mengenai hal ini awak media berbicara langsung dengan Rektor.

Mengurangi Beban

Sementara itu, saat berbincang dengan Nadiem Makariem secara online, salah satu wali murid SMAN 1 Yogyakarta Astuti Andriyani, menyatakan keputusan merubah skema tes masuk PTN menjadi kabar gembira yang menurutnya selalu ditunggunya.

"Perubahan tes yang berfokus pada penalaran dan pemecahan masalah dari anak didik. Serta tidak adanya tes mata pelajaran tertentu yang didukung hapalan saya kira sesuai dengan harapan yang selama ini saya idamkan," katanya.

Astuti mengaku anaknya yang sudah duduk di kelas XII saat sangat disibukkan untuk mengejar berbagai materi yang nantinya diprediksi akan menjadi kunci lolos ujian masuk PTN.

Selain di sekolah waktu habis karena mendapatkan materi dari lima belas mata pelajaran, anaknya memutuskan ikut bimbingan belajar di luar sekolah yang fokus membahas berbagai persoalan yang diperkirakan akan keluar di Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK).

"Tranformasi yang diputuskan oleh Mas Nadiem sangat luar biasa karena mampu beban anak saya belajar. Kegalauan anak saya, yang sebelumnya tidak yakin lulus UTBK [Ujian Tulis Berbasis Komputer] sehingga mengambil bimbingan belajar luar sekolah sedikit berkurang," lanjutnya.

Dengan tersedianya banya waktu untuk mendalami mata pelajaran, Astuti meyakini konsep belajar kedepan yang ditempuh anaknya tidak lagi fokus pada hapalan dan berkutat pada rumus semata.

"Terlebih lagi, jika memang ini diterapkan, ada kemungkinan orang tua diringankan dari pengeluara yang besar untuk mengikuti bimbingan belajar luar sekolah. Kegiatan ini seperti wajib dilakukan karena banyak anak-anak yang tidak pede menghadapi tes masuk PTN," katanya.

 

Tags:PTN