EduBocil
20 Desember, 2021 19:46 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Sukses menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK), SD Muhammadiyah Sapen, Kota Yogyakarta mencoba menghadirkan proses pembelajaran berbasis kegiatan atau aktivitas anak didik. Kedua konsep ini dijalankan bersama untuk menghindari terjadinya kegagalan pembelajaran (learning loss).
Kabag Humas SD Muhammadiyah Sapen, Ilman Soleh kepada Eduwara.com menjelaskan dua konsep pembelajaran ini menjadi bagian dari peta jalan (Roadmap) yang disusun sejak 2018. Ditargetkan pada 2025, SD Muhammadiyah Sapen menjadi sekolah pintar (Smart School).
"Ada lima tahapan yang dijalankan sebelum ditetapkan menjadi Smart School. Tiga sudah kita jalankan dan sekarang ini kita memasuki tahap ke empat," kata Ilham, Senin (20/12/2021).
Tahapan ini dimulai dari SD Muhammadiyah Sapen menjadi sekolah yang multi talenta (MultiTalent School), sekolah berkarakter (Character School) dan sekolah literasi (Literate School). Kemudian ada tahap sekolah digital (Digital Sch0ol) yang ditargetkan mulai pada 2023, namun karena pandemi tahap ini bisa dijalankan sekarang.
Dalam penerapan sekolah digital, yang ditandai dengan pembelajaran jarak jauh serta hybrid, Ilman menegaskan, pihak sekolah tidak pernah gelagapan. Pasalnya, konsep pembelajaran jarak jauh sudah diterapkan oleh SD Muhammadiyah Sapen sejak 2009 pada beberapa siswa.
"Dalam penyusunan peta jalan itu, guru-guru sebagai penyusun melihat bahwa sekolah digital merupakan sebuah kebutuhan. Sebab konsep pendidikan masa depan sepenuhnya berbasis teknologi tinggi," jelasnya.
Bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, semisal Singapura, Ilham melihat pembelajaran berbasis digital di sekolah-sekolah Indonesia sangat jauh tertinggal. Karena itulah pihaknya mengajak sekolah memacu diri segera masuk ke ranah digital.
Selain pemanfaatan teknologi dalam konsep pembelajaran jarak jauh, anak didik di SD Muhammadiyah Sapen juga sudah mulai dikenalkan konsep tanpa kertas (paperless). Ini sebagai upaya menciptakan pemahaman bahwa upaya mengurangi penggunaan kertas juga salah satu bentuk penyelamatan lingkungan.
"Kita memberi pemahaman, bahwa kertas kita gunakan sekarang ini berasal dari kayu dan kayu dari pohon di hutan. Jika kita gunakan berlebihan maka dampak pada lingkungan akan semakin parah. Kita mengajak mereka menyelamatkan masa depan," ucapnya.
Berbasis Aktivitas Anak Didik
Sebagai sekolah yang ditetapkan sebagai rujukan pendidikan nasional oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Ilham mengatakan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sapen Agung Rahmanto juga mencoba berinovasi dengan menerapkan pembelajaran berbasis aktivitas.
Konsep ini mengajak guru mengembangkan pembelajaran induksi dengan memahami kegiatan anak didik di rumah dan lingkungan atau dalam kelompok tertentu. Hasil pengamatan akan diinternalisasikan dalam suatu materi pembelajaran yang disesuaikan.
"Guru dan siswa dalam konsep ini dapat mengembangkan model pembelajaran dengan lingkungannya. Sehingga peserta didik seakan-akan bisa memperagakan aktivitas dan dituntut aktif membentuk, menemukan pengetahuan dari proses pembelajaran,” jelasnya.
Konsep ini diambil SD Muhammadiyah Sapen dengan tujuan memberikan pengalaman pada pengajar dan peserta didik bahwa bermain, melakukan simulasi serta mengerjakan hal-hal nyata ternyata memiliki efektivitas dalam transfer ilmu pembelajaran hingga 90 persen.
Kehadiran inovasi dan penerapan TIK dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah Sapen ini menobatkan Agung Rahmanto sebagai guru terinspiratif jenjang Pendidikan Dasar dalam ajang Acer Smart School Award 2021. Agung menyisihkan 2165 kepala sekolah dari 34 provinsi.
Bagikan